Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

B2B, Cara Healthtech Lokal Perluas Cakupan Layanan

B2b mulai dirilik, sebelumnya Healthtech di Indonesia identik dengan model B2C yang telah sejak lama dijadikan fokus utama. 
Ilustrasi dokter melihat hasil rontgenparu-paru./Antara
Ilustrasi dokter melihat hasil rontgenparu-paru./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Model B2B mulai dilirik oleh startup sektor kesahatan sebagai upaya mencapai target-target yang ditetapkan serta melebarkan usahanya.

Sebelumnya, healthtech di Indonesia selalu identik dengan model B2C yang telah sejak lama dijadikan fokus utama. 

Menurut Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang, pasar utama healthtech tetap berada di model usaha B2C. Baginya B2B hanya upaya memperkuat cakupan layanan healthtech. 

"Seperti start up transportasi. Walaupun memberikan layanan B2B juga, tetapi pangsa pasarnya tetap paling besar B2C," ungkapnya pada Bisnis, Selasa (19/10/2021).

Selama ini, healthtech di Indonesia banyak terhalang oleh regulasi kesehatan di Indonesia yang kaku. Bahkan, ia juga menyebut tidak hanya healthtech yang terhambat tetapi juga seluruh industri kesehatan domestik.

Dianta menyebut, perlu semacam undang-undang sapu jagat di sektor kesehatan guna mendorong tumbuhnya industri kesehatan nasional, termasuk startup di bidang kesehatan.

Dianta juga menepis anggapan bahwa healthtech hanya menjadi sektor musiman yang akan redup saat pandemi mereda.

"Healthtech bukan startup sesaat, tetapi akan tetap tumbuh pasca pendemi. Pandemi hanya mempercepat proses perkenalan healthtech kepada masyarakat. Maka healthtech akan tetap relevan," ujarnya.

Dianta juga menyebut perlunya healthtech masuk ke dalam ekosistem BPJS. Nantinya diharapkan healthtech dapat terhubung dan menerima pembayaran melalui aplikasi publik seperti BPJS.

Salah satu healthtech lokal SehatQ resmi mulai merambah bisnis model B2B sebagai upaya mencapai target-target yang ditetapkan.

Menurut Chief Commercial Officer SehatQ, Andrew Sulistya pihaknya berupaya pada akhir 2022 dapat bekerjasama dengan lebih dari 200 perusahaan di Tanah Air dengan target penambahan membership hingga lebih 30,000 orang. Selain itu, SehatQ tetap akan menambah jumlah rekanan apotek dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes). 

“Kami menargetkan hingga akhir 2022, jumlah rekanan apotek dan Fasyankes bisa mencapai lebih dari 1,500 partner,” imbuhnya dalam rilis, Senin (18/10/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper