Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Inggris Diprediksi Kerek Suku Bunga Jadi 1 Persen

Sinyal dari Gubernur BOE Andrew Bailey untuk menaikkan suku bunga semakin kuat sebagai langkah menghadapi inflasi dan biaya listrik yang mahal.
Bank of England. /e-architect.co.uk
Bank of England. /e-architect.co.uk

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral Inggris (BOE) diperkirakan bakal melakukan pengetatan moneter paling agresif di abad ini beberapa bulan setelah Inggris keluar dari resesi Covid-19.

Dilansir Bloomberg pada Senin (18/10/2021), pejabat BOE diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 1 persen pada akhir 2022 atau 90 basis poin.

Berdasarkan rilis pada Agustus, bank sentral kemungkinan akan menginvestasikan kembali obligasi yang diadakan di bawah program pelonggaran kuantitatif setelah biaya pinjaman mencapai 0,5 persen.

Jika jeda segera dimulai, sekitar 37 miliar pound sterling (US$51 miliar) obligasi akan jatuh dari neraca BOE tahun depan. Itu setara dengan 31 basis poin kenaikan suku bunga, menggunakan aturan praktis yang disarankan oleh gubernur sebelumnya, Mark Carney.

Itu akan membuat pengetatan total setidaknya setara dengan sekitar 121 basis poin kenaikan suku bunga hanya dalam waktu satu tahun, hanya berbeda sedikit dari dua siklus terbesar BOE sebelumnya yang dimulai pada 2003 dan 2006.

Sinyal dari Gubernur BOE Andrew Bailey untuk menaikkan suku bunga semakin kuat sebagai langkah menghadapi inflasi dan biaya listrik yang mahal.

Dalam diskusi Group of 30, Bailey mengatakan bank sentral tidak memiliki kekuatan untuk menghadang gangguan pasokan, tetapi dia meyakini kenaikan inflasi akan berlangsung sementara. Menurutnya, bank sentral harus berupaya mencegah inflaasi semakin tinggi.

Namun, kenaikan harga listrik berarti inflasi akan berlangsung lebih lama.

"Hal itu meningkatkan ketahutan dan kekhawatiran bank sentral terhadap ekspektasi. Itulah sebabnya kami, Bank of England telah memberi sinyal dan ini adalah sinyal berikutnya bahwa kami harus bertindak. Namun, tentu tindakan itu berdasarkan rapat kebijakan moneter," ujar Bailey dikutip Bloomberg pada Senin (18/10/2021).

Pernyataan itu adalah upaya terbaru dari Bailey dan rekan-rekannya untuk mengekang inflasi yang diperkirakan bank sentral akan menembus 4 persen tahun ini, lebih dari dua kali lipat targetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper