Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT Pertamina Hulu Rokan melaksanakan chemical enhanced oil recovery (CEOR) untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
Saat mengunjungi WK Rokan, Menteri Arifin mengatakan bahwa blok migas itu masih memiliki sumber yang potensial untuk masa depan. Untuk itu, Pertamina perlu melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan produksinya.
“Setelah 97 tahun dikelola perusahaan multinasional, Blok Rokan diyakini masih memiliki sumber migas yang potensial untuk ke depannya. Jadi memang manajemen Pertamina harus melakukan pekerjaan eksplorasi drilling yang masif untuk bisa meningkatkan produksi lagi. kalau dulu ada program steam flood mungkin kedepannya ada CEOR,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (15/10/2021).
Selain kegiatan eksplorasi dengan menambah sumur baru, Menteri Arifin juga mengapresiasi upaya efisiensi dan penerapan teknologi dalam kegiatan produksinya, seperti yang diterapkan di pusat digitalisasi Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) untuk meningkatkan produksi.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin mengatakan, fasilitas CGS 10 yang ditinjau Menteri ESDM merupakan stasiun pengumpul minyak terbesar di Lapangan Duri yang mengolah sekitar 240.000 barel fluida per hari, dan memproduksi minyak sekitar 20.000 barel per hari.
Lapangan Duri merupakan salah satu lapangan injeksi uap (steam flood) terbesar di dunia yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Baca Juga
“Teknologi ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri lima kali lebih baik dibandingkan dengan teknologi konvensional,” ujar Jaffee.
Seperti diketahui, Blok Rokan merupakan salah satu WK Migas terbesar di Indonesia. Melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 1923 K/10/MEM/2018, sejak tanggal 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, pengelolaan WK Rokan di Provinsi Riau beralih ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) setelah 80 tahun atau sejak tahun 1951 dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Alih kelola itu menjadi tonggak sejarah pengelolaan hulu migas di Indonesia, karena saat ini Blok Rokan menyumbang 24 persen dari total produksi minyak Indonesia.
WK penyumbang produksi minyak terbesar nomor 2 secara nasional itu memiliki luas wilayah 6.220,29 kilometer persegi, dengan 10 lapangan utama, yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam south, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager.
Cadangan status 1 Januari 2020, minyak 350,73 juta stock tank barrel (MMSTB), dan gas bumi 9.071 BSCF.