Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Klaim Siap Jika Muncul Gelombang Ketiga Covid-19

Kementerian Perindustrian sudah mempersiapkan antisipasi agar Purchasing Managers Index (PMI) tak turun jika ada gelombang Covid-19 ketiga.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi pabrik HSM 2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. /Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi pabrik HSM 2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. /Kementerian Perindustrian

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mengungkapkan siap menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19 jika memang benar terjadi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo menuturkan sudah mempersiapkan antisipasi agar Purchasing Managers Index (PMI) tak turun jika ada gelombang Covid-19 ketiga.

"Kami keluarkan alat menjaga sektor industri beroperasi menjaga utilitasnya, pandemi sampai titik nadir otomotif turun sampai 20 persen utilitasnya, dengan menggenjot lewat relaksasi PPnBM sekarang melonjak," ujarnya, Kamis (14/10/2021).

Insentif di sektor otomotif ini merupakan lokomotif bagi sektor lainnya karena terdapat banyak efek domino positif yang membantu sektor lainnya.

Pada gelombang kedua Covid-19 yang sempat mencapai kasus tertinggi pada 15 Juli 2021, indeks PMI turun hanya ke level 40,1 dan Agustus hanya 43,7 poin. Sementara itu, ketika sudah kembali melandai indeks PMI langsung melejit pada September 2021 ke level 52,2.

"Pengalaman sebelumnya, anjlok dari 54 turun ke 27 pada pandemi awal pada 2020. Pandemi kedua ini turun anjlok tapi tidak seperti pandemi awal, penerapan operasi Kemenperin disempurnakan," urainya.

Dia menyebut industri kini sudah siap berhadapan dengan gelombang pandemi Covid-19 setelah mendapatkan pengalaman dua kali gelombang pandemi. Utilitas pabrik pun dapat terus dijaga.

Kemenperin mengakui saat ini industri sudah mulai percaya diri melakukan aktivitasnya sekaligus mengejar ketertinggalan akibat berbagai pembatasan sebagai dampak pandemi Covid-19.

"Pandemi tidak semua negara bisa menanggulangi pandemi dengan baik, saat pandemi ada terputus rantai pasok dunia, kita terpaku rantai pasok di China, sektor industri kita di awal-awal itu Kemenperin ada kebijakan harga gas US$6," katanya.

Selain itu, Kemenperin juga mulai mengisi pasar kosong yang ditinggalkan rantai pasok dunia akibat pandemi. Dia mencontohkan keramik, kaca, baja, hampir semua sektor meningkat mengisi kekosongan rantai pasok.

"Target pertumbuhan 7 persen mungkin, dukungan stakeholders industri bisa lari kencang, tak bisa tanpa kemenkeu, karyawan sehat, juga Pemerintah Daerah, kolaborasi hal utama. Kejar tayang karena rantai pasok terhenti, yang tidak bisa diisi rantai pasok lama, kami isi, semakin besar pasar Indonesia, karena kemampuan industri juga," paparnya.

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper