Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah tidak lagi berencana menambah rumah sakit darurat (RSD) Covid-19 pada kuartal IV/2021, seiring dengan mulai terkendalinya kasus harian di dalam negeri.
Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Bobby Ali Azhar mengatakan bahwa pembangunan RSD Covid-19 merupakan penugasan khusus dari Kementerian Kesehatan. Penurunan angka penyebaran Covid-19 pun membuat proyek RSD Covid-19 tidak lagi ada pada 3 bulan terakhir di 2021.
“Tidak ada tambahan [RSD Covid-19] lagi [pada kuartal IV/2021], karena saat ini sudah menurun [tingkat penyebaran] Covid-19. Jadi, kami tidak ada tambahan lagi untuk RSD Covid-19 atau [fasilitas] isolasi terpusat (Isoter),” katanya kepada Bisnis, Rabu (13/11/2021).
Proyek RSD Covid-19 yang dimaksud adalah menambah kapasitas terpasang penanganan Covid-19 sebuah rumah sakit. Pemerintah hanya mengubah fungsi ruangan atau bagian gedung existing dengan memasang sistem mekanikal maupun elektrikal, sesuai dengan kebutuhan ruang penanganan Covid-19.
Sementara itu, pembangunan fasilitas Isoter mengubah gedung existing agar dapat menampung pasien Covid-19 bergejala ringan. Dengan kata lain, pemerintah tidak membangun infrastruktur fisik baru dalam menangani pasien Covid-19.
Sejauh ini, kata Bobby, pihaknya masih membangun tiga RSD Covid-19 hasil penugasan yang dilakukan pada kuartal III/2021. Ketiga RSD Covid-19 tersebut berada di Nusa Tenggara TImur, Gorontalo, dan Papua.
Baca Juga
Hingga Agustus 2021, Kementerian PUPR telah menambah 8.800 unit tempat tidur penanganan pasien Covid-19 di sembilan provinsi. Kesembilan provinsi tersebut adalah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo Raya, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung.
Secara rinci, pemerintah telah menambah 2.811 tempat tidur ICU yang tersebar di 20 rumah sakit dan rumah sakit darurat Covid-19 (RDC). Selain itu, pemerintah juga telah membangun 13 fasilitas Isoter berkapasitas 5.989 tempat tidur isolasi.
kawasan Ibu Kota tercatat memiliki alokasi terbesar dibandingkan dengan provinsi lain, atau sebanyak 84,14 persen dari total penambahan fasilitas penanganan pasien Covid-19. Fasilitas yang dimaksud adalah intensive care unit (ICU) dan Isoter.
Mayoritas penambahan fasilitas penanganan pasien Covid-19 yang telah terbangun berada di Pulau Jawa atau mencapai 95,82 persen dari fasilitas yang terbangun.
Dengan kata lain, sebanyak 87,8 persen dari total fasilitas penanganan pasien Covid-19 yang baru dibangun di Pulau Jawa berada di Ibu Kota.
Adapun, fasilitas yang telah dibangun di luar Pulau Jawa hanya ada di dua provinsi, yakni Bali dan Sumatra Utara. Persentase fasilitas penangan Covid-19 baru di kedua provinsi tersebut hanya mencapai 4,17 persen.