Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) fokus mempercepat pembangunan untuk mengejar ketertinggalan progres, akibat dampak dari Covid-19, hingga akhir tahun ini setelah mendapat angin segar soal pendanaan dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 93/2021.
Perpres tersebut merupakan perubahan atas Perpres No. 107/2015, tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung. Terdapat sejumlah poin utama yang terdapat dalam revisi beleid tersebut.
Terutama, yakni proyek Kereta Cepat Jakarta- Bandung kini bisa didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal ini menjadi pertentangan dalam aturan sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan KCIC Mirza Soraya menyampaikan progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79 persen.
“Kami fokus pada penyelesaian tiga terowongan dari 13 terowongan yang ada [10 terowongan sudah tembus]. Kemudian kami juga terus melakukan penyelesaian erection girder untuk konstruksi elevated track, khususnya di DK 132 dan 132 di Batununggal Bandung ke arah Tegalluar,” ujarnya, Senin (11/10/2021).
Tak hanya itu, fokus KCIC lainnya adalah penyelesaian subgrade di perbatasan Kabupaten Karawang dan Purwakarta. Termasuk penyelesaian pengerjaan stasiun.
Baca Juga
Adapun, terkait dengan sarana dan prasarana rolling stock dalam hal ini EMU CR400AF, dan sarana lainnya Mirza menyebutkan juga sudah masuk tahap produksi di pabrik CRRC, China.
“Fokus kami saat ini adalah melakukan percepatan pembangunan agar target operasional pada akhir 2022 bisa terwujud,” ujarnya.
Rencananya, Proyek Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan teknologi EMU CR400AF, sehingga memiliki kecepatan maksimum hingga 400 km/jam secara desain. Namun, dalam operasi kedepannya, hanya akan dijalankan pada kecepatan maksimum 350 km/jam.
Dari data KCIC, miliki sesuai dengan Update dari World High Speed Roliing Stock versi UIC High Speed tanggal 27 Januari 2020. Untuk kategori Kereta berkecepatan tinggi dengan memakai rel konvensional (di luar kereta magnetic levitasi), maka teknologi CR 400 AF adalah salah satu kereta teratas dalam hal kecepatan design maupun operasinya.
Dalam menentukan kecepatan desain dan kecepatan operasional, ada beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan, yakni Kemampuan Sarana, Jenis Track, Geometri Jalan Rel, dan Kemampuan Fasilitas Operasi.
Selain sejumlah dasar pertimbangan penentuan tersebut di atas, perhitungan jumlah stasiun yang ada di dalam Project KCJB ini juga mengacu ke dalam China Code for Design of High Speed Railway. Seluruh faktor-faktor ini yang menjadi acuan KCIC dalam desain dan operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung sehingga tercipta perjalanan kereta cepat yang aman dan nyaman.