Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Green Bond Pertama Uni Eropa Bakal Curi Perhatian Investor

Obligasi ini akan menjadi aset paling aman dan layak menjadi pesaing dari treasury AS di masa depan.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen saat mengadakan konferensi pers di Brussel, Belgia, pada Senin (21/12/2020)./Bloomberg
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen saat mengadakan konferensi pers di Brussel, Belgia, pada Senin (21/12/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Obligasi hijau atau green bond pertama dari Eropa dengan total senilai 250 miliar euro (US$289 miliar) bakal segera meluncur. Penawaran ini diyakini akan membetot minat investor.

Dilansir Bloomberg pada Senin (11/10/2021), nilai jumbo tersebut akan menjadikan Uni Eropa sebagai obligor yang menggunakan aset hijau terbesar di dunia. Pencatatan akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan.

Obligasi ini diprediksi akan menjadi magnet bagi investor setelah blok ini berhasil memecahkan rekor pesanan senilai 233 miliar euro pada tahun lalu.

Obligasi ini akan menjadi aset paling aman dan layak menjadi pesaing dari treasury AS di masa depan. Obligasi ini juga terbit saat permintaan terhadap aset berlabel hijau tinggi.

"[Penerbitan] ini akan memvalidasi mulainya Eropa yang semakin hijau. Ini juga menambah kantong besar bebas risiko di pasaran, jadi investor tertentu akan sangat menantikan [obligasi hijau] ini," ungkap Manajer Portofolio Degroof Petercam Asset Management Ronald van Steenweghen.

Analis ING Groep NV and Danske Bank A/S memprediksi Uni Eropa akan memulai debut di pasar green bond dengan obligasi bertenor 15 tahun yang disindikasi oleh bank-bank untuk menghimpun 10 miliar euro. Sementara Banco Santander SA mengharapkan obligasi berumur 30 tahun dengan nilai total 15 miliar euro.

Rencananya, hasil penjualan akan disalurkan ke negara anggota yang menggarap energi terbarukan. Utang tersebut juga merupakan bagian dari dana pemulihan pandemi yang disepakati tahun lalu untuk membantu memenuhi misi pengurangan emisi sebesar 55 persen pada 2030 dari 1990.

Namun, peluncuran green bond ini masih diliputi dengan kontroversi di mana UE tidak menggunakan persyaratannya yang merupakan "standar emas" untuk dunia. Oleh karenanya, obligasi ini belum mendapatkan tanda tangan dari Parlemen dan Dewan Eropa. Mereka akan menggunakan pedoman yang ada di Asosiasi Pasar Modal Internasional.

"Saya tidak berpikir itu akan membuat investor mundur – itu tidak menghentikan saya berpikir ini akan menjadi kerusuhan mutlak. Ukurannya jumbo. Dan saya pikir [green bond] pasti akan diterima dengan baik, tidak ada keraguan tentang itu," kata Kerr Finlayson, Kepala Sindikasi Kelompok Peminjam NatWest Markets Plc.

Di lain sisi, investor ingin memastikan dana tersebut memang digunakan oleh anggota blok tersebut untuk tujuan yang benar. Perlu diketahui, saat ini pasar dan regulator semakin ketat dalam mengawasi aset berlabel berkelanjutan untuk menghindari greenwashing atau manfaat lingkungan yang dilebih-lebihkan.

"Faktanya, akan ada dampak pada bagaimana dana tersebut dibelanjakan dengan menawarkan nilai tambah," kata Bas Eickhout, anggota Dutch Green dari Parlemen Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper