Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah belum menetapkan alokasi impor gula mentah untuk kebutuhan gula kristal rafinasi (GKR) industri makanan dan minuman pada 2022. Besaran gula mentah yang diimpor diharapkan ditentukan sebelum akhir 2021.
"Kami sedang verifikasi kebutuhan dan stok melalui Sucofindo," kata Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian Supriadi, Kamis (7/10/2021).
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan impor gula mentah untuk GKR sebanyak 3,1 juta ton. Dari jumlah tersebut, 1,9 juta ton dialokasikan untuk semester I/2021 dan 1,2 juta ton untuk semester II/2021.
Supriadi juga mengatakan bahwa perencanaan impor gula mentah untuk 2022 belum akan mengacu pada neraca komoditas yang merupakan amanat dari Undang-Undang Cipta Kerja.
Neraca komoditas disusun guna memastikan pasokan komoditas pangan yang dipakai untuk konsumsi maupun industri dalam kondisi memadai dengan mempertimbangkan produksi dalam negeri dan kebutuhan pengadaan luar negeri.
"Mudah-mudahan pertengahan atau akhir Oktober sudah ada datanya, kami juga masih menunggu analisis dari BPS dan Gapmmi," katanya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) realisasi impor gula mentah dengan kode HS 17011400 sampai Agustus 2021 berjumlah 4,07 juta ton. Selain untuk kebutuhan GKR, gula mentah juga diimpor untuk gula kristal putih (GKP) konsumsi.
Pemerintah juga mengakolasikan impor gula mentah untuk GKP konsumsi sebanyak 680.000 ton. Jika diakumulasi, kebutuhan impor untuk GKR dan GKP tahun ini mencapai 3,78 juta ton.