Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah China dan Eropa, Giliran India Hadapi Krisis Energi

Data terbaru menunjukkan pembangkit listrik tenaga batu bara di India bahkan hanya memiliki rata-rata stok bahan bakar untuk 4 hari ke depan. Setengah pembangkit sudah siaga untuk pemadaman.
Bendera India/Cultural India
Bendera India/Cultural India

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah China dan Eropa, India mulai bergulat dengan krisis yang meningkat karena stok batu bara yang kian menyusut ke level terendah dalam beberapa tahun, tepat saat permintaan listrik akan melonjak.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (6/10/2021), India bergantung pada bahan bakar untuk menghasilkan sekitar 70 persen listrik negara.

Menteri Tenaga Listrik India Raj Kumar Singh telah memperingatkan bahwa negara itu hanya dapat menangani tekanan pasokan selama 6 bulan.

Data terbaru menunjukkan pembangkit listrik tenaga batu bara di India bahkan hanya memiliki rata-rata stok bahan bakar untuk 4 hari ke depan. Setengah pembangkit sudah siaga untuk pemadaman.

Kesenjangan antara pasokan listrik yang tersedia dibandingkan dengan permintaan melebar menjadi lebih dari 4 gigawatt pada Senin, menurut data pemerintah dari Kementerian Tenaga Listrik India.

Kelangkaan batu bara dan kurangnya pasokan listrik di China telah mendorong India ke skenario yang lebih buruk.

Konsumsi industri dan domestik biasanya mencapai puncaknya setelah India memasuki musim festival dari Oktober.

Oleh karena itu dapat berisiko menghambat pemulihan ekonomi terbesar ketiga di Asia ini yang telah pulih dari kontraksi pertumbuhan ekonomi 7,3 perse,  yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret.

“Ini menjadi kejutan negatif bagi perekonomian karena akan berujung pada kenaikan inflasi, pertumbuhan yang lebih rendah dan perluasan defisit kembar," kata Kepala Ekonom India dan Asia Nomura Holdings Inc. di Singapura.

Tekanan inflasi yang terus meningkat, katanya, dapat mengakibatkan melemahnya permintaan dari waktu ke waktu.

Perusahaan plat merah yang menjadi penghasil bahan bakar terbesar, Coal India Ltd., tengah mencari tambahan suplai batu bara hingga 1,9 juta ton sampai pertengahan Oktober dari kebutuhan biasanya sebesar 1,7 juta ton.

Sekretaris Federal Batu Bara India Anil Kumar Jain mengatakan suplai untuk pembangkit listrik saat ini masih kurang antara 60.000-80.000 ton per hari.

Produksi batu bara juga telah terganggu akibat bencana banjir parah yang melanda bagian timur India dan ibu kota negara bagian selama musim hujan yang mengakibatkan jalur penting untuk logistik terdampak.

Pada Selasa, Pemerintah India mengatakan akan memberikan izin kepada perusahaan batu bara dan lignit yang telah mengalokasikan hasilnya untuk penggunaan sendiri dapat menjual 50 persen produksi tahunannya untuk mengatasi kelangkaan.

Kementerian dan industri di India tengah bekerja untuk memantau stok, tetapi ada kemungkinan mereka meminta mengalihkan pasokan dari pengguna di klangan industri. seperti produsen aluminium dan semen, untuk memprioritaskan pembangkit listrik.

Hal itu akan membuat industri menghadapi dilema di mana harus memilih antara membatasi produksi atau membayar harga mahal untuk batu bara impor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper