Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Harga Gabah Petani Naik Tipis pada September 2021

Hanya saja harga gabah itu masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan pencatatan tahun lalu secara year on year (yoy).
Para petani memilah gabah hasil panen di desa Dawuan, Subang./ Antara - Arief Luqman Hakim
Para petani memilah gabah hasil panen di desa Dawuan, Subang./ Antara - Arief Luqman Hakim

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan pada September 2021 naik tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hanya saja harga gabah itu masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan pencatatan tahun lalu secara year on year (yoy).

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani pada September 2021 sebesar RP4,548 per kilogram atau naik 2,25 persen dibandingkan dengan bulan lalu.

“Sedangkan rata-rata gabah kering giling di tingkat petani tercatat Rp5,048 per kilogram atau naik sebesar 0,19 persen kalau dibandingkan Agustus lalu atau mengalami penurunan 6,34 persen jika dibandingkan September tahun lalu,” kata Margo saat mengadakan konferensi pers, Jumat (1/10/2021).

Di sisi lain, Margo menambahkan harga gabah kering panen di tingkat penggilingan pada bulan ini sebesar Rp4,649 atau naik 2,28 persen dibandingkan Agustus 2021. Kendati demikian, harga itu mengalami penurunan sebesar 6,94 persen secara yoy.

“Demikian juga gabah kering giling secara bulanan naik 0,32 persen di posisi Rp5,164, kalau dibandingkan September tahun lalu turun 6,44 persen,” kata dia.

Sebelumnya, BPS melaporkan nilai tukar usaha petani atau NTUP pada September 2021 sebesar 105,58 atau naik 0,74 persen dari pencatatan bulan lalu di posisi 104,80.

Margo menerangkan kenaikan NTUP itu disebabkan karena indeks yang diterima petani lebih besar mencapai 0,91 persen jika dibandingkan dengan indeks untuk biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya meningkat sebesar 0,17 persen.

“Jadi kenaikkan yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksi dan penambahan barang modal sehingga NTUP-nya naik mencapai 0,74 persen dari bulan lalu,” kata dia.

BPS mengidentifikasi terdapat tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTUP di antaranya tanaman pangan sebesar 0,87 persen jika dibandingkan dengan bulan lalu, tanaman perkebunan rakyat meningkat 1,90 persen dan perikanan mengalami kenaikkan 0,27 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper