Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) membidik peningkatan portofolio di bidang energi hijau sekitar 17 persen pada 2030. Target itu untuk mendukung upaya transisi energi yang dilakukan pemerintah.
Corporate Secretary PT Pertamina Power Indonesia Dicky Septriadi mengatakan bahwa saat ini perusahaan sudah terlibat langsung dalam pengembangan energi hijau. Beberapa di antaranya seperti pemanfaatan geothermal, PLTS, biogas, EV ekosistem, hingga energi masa depan.
Salah satunya dijalankan oleh anak usaha di bawah Power and New Renewable Energy (NRE), PT Pertamina Geothermal Energi dengan mengembangkan pembangkit listrik energi panas bumi. Sebab, panas bumi adalah salah satu potensi terbesar yang dimiliki Indonesia.
“Kapasitas terpasang 672 MW dari total 15 lokasi wilayah kerja. Itu yang eksisting operasi yang dimiliki oleh PGE sendiri. Kalau ditambahkan dengan joint operation contract, kita punya sekitar 1.025 MW,” katanya dalam webinar Festival Negeri Kolaborasi 2021, Kamis (30/9/2021).
Beberapa PLTP yang dikelola PGE di antaranya PLTP Ulubelu 220 MW, PLTP Patuha 270 MW, PLTP Kamojang 235 MW hingga PLTP Lahendong dengan kapasitas terpasang 120 MW.
Selain itu, Pertamina berupaya untuk meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Target ini sejalan dengan salah satu prioritas pemerintah dalam bauran energi baru terbarukan di masa depan.
Baca Juga
Pertamina menargetkan pemasangan 500 MW PLTS di lokasi potensial milik perusahaan. Beberapa titik yang menjadi sasaran seperti pada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) serta gedung perkantoran milik perusahaan.
Di sisi lain, perusahaan berinisiatif dalam penurunan emisi karbon melalui pemanfaatan gas metan pada kelapa sawit untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik tenaga biogas. Proyek ini digarap bersama perusahaan sawit.
Hingga kini Pertamina telah memasang pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) dengan kapasitas sekitar 2,4 MW di KEK Sei Semangkei, Simalungun, Sumatra Utara.
“Kita juga punya dari sisi pembangkitan yang lain itu ada sedang coba dikaji dari future of energy. Hydrogen is a future of energy. Nah ini kita juga coba mengkaji kira-kira pengembangan hidrogen di Indonesia seperti apa,” terangnya.
Di sisi lain, Pertamina NRE juga akan berkolaborasi dengan perusahaan lain sejenis untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV). Pertamina telah menjadi salah satu BUMN yang mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC).
Selain Pertamina, BUMN lain yang terlibat adalah Holding Industri Pertambangan MIND ID, PT Antam, Tbk serta PT PLN (Persero). Seluruh korporasi memiliki komposisi saham masing-masing 25 persen. Langkah tersebut diambil agar Indonesia dapat menjadi salah satu pemain EV kelas dunia di masa depan.