Bisnis.com, JAKARTA - CEO Microsoft Satya Nadella membeberkan cerita di balik kegagalan perusahaan dalam mengakuisisi bisnis TikTok di AS.
“Hal teraneh yang pernah saya kerjakan,” kata CEO Satya Nadella, dikutip dari CNBC International, Senin (27/9/2021).
Pada Agustus tahun lalu, TikTok dipaksa untuk menjual operasinya di AS karena pemerintahan Trump mengancam akan melarang aplikasi tersebut kecuali jika perusahaan induknya ByteDance dapat menemukan perusahaan AS yang bersedia menjadi pembeli bisnis perusahaan di AS.
Microsoft menjadi salah satu pengakuisisi potensial, tetapi mundur pada September 2020, ketika Oracle dipilih untuk menyediakan server cloud untuk aplikasi tersebut.
"Pertama-tama, Anda harus ingat, TikTok datang kepada kami, kami tidak mendatangi TikTok," kata Nadella di Code Conference di Beverly Hills, California.
“TikTok terjebak di antara banyak masalah yang mereka alami di dua ibu kota, dan mereka ingin bermitra.”
Baca Juga
TikTok awalnya tengah mencari penyedia layanan cloud yang juga dapat menawarkan layanan keamanan, menurut Nadella. "Tapi saya cukup tertarik," katanya. "Dan katakanlah itu properti yang bagus, tentu saja."
Namun, pada akhirnya, operasi TikTok di AS tidak pernah terjual. Pada bulan Juni, Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang mencabut perintah administrasi Trump yang melarang aplikasi tersebut.
Nadella mengatakan pemerintah AS tampaknya pada akhirnya kehilangan minat untuk mendorong transaksi tersebut.
"Presiden Trump, saya pikir dia memiliki semacam sudut pandang tertentu tentang apa yang dia coba lakukan di sana," kata Nadella. “Lalu saya turun begitu saja. Itu menarik. Ada periode waktu di mana saya merasa bahwa USG memiliki beberapa persyaratan tertentu, dan kemudian mereka menghilang begitu saja.”
Nadella mengatakan Microsoft berada dalam posisi yang baik untuk membeli atau bermitra dengan TikTok, yang melaporkan awal pekan ini bahwa ia memiliki satu miliar pengguna bulanan di seluruh dunia.
Dia mengatakan bahwa Microsoft memiliki platform cloud, teknologi keamanan dan para insinyur untuk dapat mengambil alih basis kodenya. Selain itu, kemampuan Microsoft untuk memoderasi konten dan menjaga keamanan anak-anak di media sosial juga menjadi daya tarik bagi perusahaan induk TikTok.
“Anda sebaiknya mengetahui sesuatu tentang menjalankan media sosial, yang kami ketahui melalui Xbox Live atau LinkedIn,” kata Nadella.
Nadella menolak untuk mengatakan apakah dia masih ingin membeli aplikasi tersebut atau tidak, tetapi dia menunjukkan rasa senang terhadap apa yang dia miliki saat ini. Dia mengakui bahwa kesepakatan itu menarik bagi Microsoft karena desain teknis TikTok.