Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 nyatanya turut berkontribusi pada penurunan emisi karbon di Indonesia hingga 59 juta ton CO2 sepanjang 2020.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan bahwa emisi karbon pada 2020 turun menjadi 579 juta ton dari sebelumnya 638 juta ton pada 2019.
“Penurunan emisi ini sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang mengurangi mobilitas masyarakat, serta kegiatan sektor industri dan komersial,” katanya saat webinar transisi energi net zero emission, Senin (27/9/2021).
Dari total emisi karbon tersebut, kata dia, kontribusi terbesar berasal dari sektor pembangkit listrik sekitar 48 persen, transportasi 23 persen, serta industri 17 persen.
Selain itu, penurunan emisi dari kegiatan mitigasi menurut data DEN pada 2020 mencapai 64,6 juta ton. Sebagian besar angka tersebut disebabkan oleh pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), seperti biodiesel dan efisiensi energi.
“Saat ini tingkat ketergantungan energi fosil masih tinggi. Padahal, cadangan fosil mulai menipis. Untuk itu percepatan transformasi penggunaan energi fosil menuju penguatan EBT dan energi rendah karbon merupakan suatu yang mutlak dilakukan.”
Baca Juga
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto menyebutkan bahwa upaya menurunkan emisi karbon telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.
“Ini menjadi RPJMN hijau pertama di Indonesia yang secara eksplisit mengintegrasikan aspek lingkungan hidup dan perubahan iklim secara spesifik jadi salah satu program prioritas nasional,” katanya.