Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mendorong pembangunan smelter bijih nikel menjadi feronikel (FeNi) untuk meningkatkan nilai komoditas tambang tersebut.
“Selain itu, pengelolaan sumber daya nikel sampai ke proses pengolahan harus memperhatikan berbagai faktor, yaitu pasokan bijih nikel, pasokan energi harus bisa dijamin, dan kemudahan-kemudahan utama lainnya yang diperlukan oleh investor maupun calon investor yang akan membangun smelter, serta juga perlu adanya perhitungan kebutuhan energi untuk sampai ke produk FeNi,” katanya saat kunjungan kerja DEN ke smelter nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kawasan Industri Konawe, Desa Morosi, Sulawesi Tenggara, Senin (27/9/2021).
Satya menuturkan, pihaknya mendorong pembangunan smelter bagi pemilik tambang, sehingga integrasi dari hulu sampai hilir dapat berjalan. Sementara itu, untuk royalti bisa dilakukan di hilir agar tidak memberatkan investor pada awal investasi.
Di samping itu, menurut dia, pembangunan smelter akan menambah pemasukan bagi negara dibandingkan dengan mengekspor nikel dalam bentuk bijih.
“Smelter yang dibangun juga akan memberikan efek berantai yang positif di sektor perekonomian, dengan adanya pemasok dan industri-industri pendukung lainnya, serta pastinya meningkatkan lapangan kerja,” katanya.
Tantangan berikutnya, menurut Satya, produk smelter yang berbentuk nickel pig iron (NPI) dari Virtue Dragon harus diserap oleh industri turunannya atau lebih hilir lagi.
“Selain itu, juga akan terjadi pemerataan perekonomian,” ujarnya.
Sementara itu, External Affair Manager VDNI Indrayanto mengatakan bahwa smelter nikel milik perusahaan telah menggunakan teknologi pengolahan rotary kiln electric furnace yang terdepan dan ramah lingkungan.
Indrayanto menambahkan, pada tahun lalu VDNI mampu mengolah bijih nikel sebanyak 7,28 juta ton. Dengan kapasitas produksi VDNI yang mencapai satu juta ton FeNi, produksinya kini tercatat mencapai 674 ribu ton.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan listriknya, VDNI membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas total 530 megawatt (MW).