Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Ekonomi RI Bakal Positif Tahun Ini, DBS Proyeksi Pertumbuhan Capai 4,3 Persen

Target akhir tahun ini akan ditopang oleh kinerja dua kuartal terakhir yang positif, menurut DBS.
Kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — DBS Group Research memproyeksikan perekonomian Indonesia pada tahun ini akan berada di rentang 3,5 persen–4,3 persen, dengan perkiraan inflasi yang stabil, meski saat ini masih berada di bawah target.

Senior Economist DBS Group Research Radhika Rao menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan atas dinamika teranyar, pihaknya memproyeksikan perekonomian Indonesia mampu tumbuh mencapai 4 persen. Target akhir tahun ini akan ditopang oleh kinerja dua kuartal terakhir yang positif.

Pihaknya memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021 dapat mencapai 5 persen seiring menggeliatnya aktivitas dunia usaha. Lalu, pada kuartal IV/2021 pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 4,5 persen, sehingga menopang kinerja 2021 secara keseluruhan.

"Ramalan pertumbuhan Produk Domestik Bruto [PDB] 2021 dipertahankan di angka 3,5 persen–4,3 persen, sedikit lebih rendah dari perkiraan pemerintah, yang sebesar 3,7 persen–4,5 persen [DBSf: 3,5 persen]," tulis Radhika dalam risetnya yang dikutip Bisnis pada Jumat (24/9/2021).

DBS Group Research pun memproyeksikan target inflasi akan stabil di rentang 2 persen–4 persen, meskipun inflasi saat ini masih berada di bawah target.

Menurut Radhika, kondisi tersebut memberikan landasan cukup kuat bagi Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga di titik terendah, hingga saat ini.

Menurutnya, seruan agar bank menurunkan suku bunga demi memacu permintaan kredit merupakan kebijakan yang tepat. DBS pun memperkirakan pertumbuhan pinjaman dapat mencapai 4 persen–6 persen, saat pinjaman bank per Agustus naik 1,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau tumbuh tiga bulan berturut-turut.

"Proyeksi defisit transaksi berjalan tetap pada kisaran –0,6 persen hingga –1,4 persen dari PDB [vs DBSf: –0,7 persen] untuk 2021, berkat keuntungan ekspor lebih luas dari harga komoditas lebih tinggi, terutama batu bara dan minyak sawit," tulis Radhika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper