Bisnis.com, JAKARTA — DBS Group Research memproyeksikan perekonomian Indonesia pada tahun ini akan berada di rentang 3,5 persen–4,3 persen, dengan perkiraan inflasi yang stabil, meski saat ini masih berada di bawah target.
Senior Economist DBS Group Research Radhika Rao menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan atas dinamika teranyar, pihaknya memproyeksikan perekonomian Indonesia mampu tumbuh mencapai 4 persen. Target akhir tahun ini akan ditopang oleh kinerja dua kuartal terakhir yang positif.
Pihaknya memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021 dapat mencapai 5 persen seiring menggeliatnya aktivitas dunia usaha. Lalu, pada kuartal IV/2021 pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 4,5 persen, sehingga menopang kinerja 2021 secara keseluruhan.
"Ramalan pertumbuhan Produk Domestik Bruto [PDB] 2021 dipertahankan di angka 3,5 persen–4,3 persen, sedikit lebih rendah dari perkiraan pemerintah, yang sebesar 3,7 persen–4,5 persen [DBSf: 3,5 persen]," tulis Radhika dalam risetnya yang dikutip Bisnis pada Jumat (24/9/2021).
DBS Group Research pun memproyeksikan target inflasi akan stabil di rentang 2 persen–4 persen, meskipun inflasi saat ini masih berada di bawah target.
Menurut Radhika, kondisi tersebut memberikan landasan cukup kuat bagi Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga di titik terendah, hingga saat ini.
Baca Juga
Menurutnya, seruan agar bank menurunkan suku bunga demi memacu permintaan kredit merupakan kebijakan yang tepat. DBS pun memperkirakan pertumbuhan pinjaman dapat mencapai 4 persen–6 persen, saat pinjaman bank per Agustus naik 1,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau tumbuh tiga bulan berturut-turut.
"Proyeksi defisit transaksi berjalan tetap pada kisaran –0,6 persen hingga –1,4 persen dari PDB [vs DBSf: –0,7 persen] untuk 2021, berkat keuntungan ekspor lebih luas dari harga komoditas lebih tinggi, terutama batu bara dan minyak sawit," tulis Radhika.