Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Kuartal III/2021 Diproyeksi Melambat, Aktivitas 2 Sektor Ini Loyo

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sepanjang Juli dan Agustus penerapan PPKM, aktivitas ekonomi terhambat utamanya terlihat dari kegiatan ritel dan manufaktur.
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2021 diperkirakan berkisar 4-5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada konferensi pers APBN KiTa, Kamis (23/9/2021).

Bendahara negara itu mengatakan peningkatan geliat ekonomi menyusul kinerja PPKM yang dinilai efektif meredam penyebaran virus varian Delta pada pertengahan 2021 lalu. Dengan menurunnya kasus Covid-19, pelonggaran pembatasan turut memicu pemulihan dari konsumsi maupun produksi.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan kuartal II/2021, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan mengalami perlambatan akibat PPKM darurat dan level 3-4 yang berlangsung hingga saat ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sepanjang Juli dan Agustus penerapan PPKM, aktivitas ekonomi terhambat utamanya terlihat dari kegiatan ritel dan manufaktur.

"Pada 1,5 bulan pertama pada kuartal III/2021 PPKM diterapkan tanpa adanya pelonggaran sehingga aktivitas ekonomi terhambat. Dapat terlihat dari berbagai inidikator, seperti PMI Manufacturing dan penjualan ritel yang turun drastis hingga bulan Agustus," jelas Josua kepada Bisnis, Kamis (23/9/2021).

Indikator perlambatan pertumbuhan ekonomi terlihat dari sejumlah indikator seperti PMI manufaktur dan indeks penjualan ritel. Adapun PMI manufaktur pada Juli 2021 turun menjadi 40,1, dan naik tipis pada Agustus menjadi 43,7.

Sementara itu, indeks penjualan ritel turun menjadi 188,48 pada Juli 2021 dari 198,8 pada Juni 2021. Hal ini, erat kaitannya dengan pembatasan mobilitas yang diterapkan pemerintah pada seluruh daerah di Indonesia, khususnya di Jawa-Bali.

"Dari indikator tersebut dapat terlihat bahwa diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan cenderung melambat dibandingkan dengan 2Q21," kata Josua.

Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri juga melihat pengetatan pembatasan yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan mempunyai pengaruh yang cukup tinggi terhadap perekonomian seluruh Indonesia.

"Kuartal III sekarang ini kita lihat hampir selama 3 bulan punya restriksi yang cukup tinggi terhadap perekonomian di seluruh bagian di Indonesia. Sehingga itu akan berpenagruh, sehingga yang bisa dicapai mungkin tidak akan sampai 5 persen, tapi 4 persennya kita bisa capai," terang Jose, Kamis (23/9/2021).

Ke depannya, menurut Yose, pemerintah perlu memastikan penanganan kesehatan (pandemi) harus terkontrol agar tidak terjadi lagi eskalasi kasus Covid-19 seperti pada kuartal III/2021. Selain itu, upaya vaksinasi harus terus didorong agar kekebalan masyarakat semakin kuat dalam menghadapi pandemi.

"Jadi walaupun nanti pandemi jadi endemi, ini [Covid-19] tidak terlalu berpengaruh ke perekonomian," terang Yose.

Selain penanganan kesehatan, pemerintah juga perlu memastikan konsumsi masyarakat tetap berjalan. Yose menyoroti masih banyaknya masyarakat yang menyimpang uangnya di bank dan tidak belanja, serta masih rendahnya penyaluran kredit perbankan.

Padahal, konsumsi masih menjadi pendorong terbesar karena memiliki poris 57 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

"Loan to deposit ratio itu di bawah 80 persen sekarang ini. Sehingga itu yang harus didorong. Jadi ketika kondisi di kuartal IV sudah under control, org spending, bank mau salurkan kredit kepada mereka. Sehingga mendorong pertumbuhan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper