Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI: Laju Inflasi September Didorong Kenaikan Harga Telur Ayam Ras

Penyumbang utama inflasi September 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas telur ayam ras sebesar -0,08 persen (mtm), bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), dan cabai merah sebesar -0,02 persen (mtm).
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI) pada minggu IV September 2021 mencatat perkembangan harga pada September 2021 tetap terkendali dengan laju inflasi diperkirakan sebesar 0,01 persen.

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2021 secara tahun kalender sebesar 0,83 persen (year to date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,63 persen (year on year/yoy).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan penyumbang utama inflasi September 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas telur ayam ras sebesar -0,08 persen (mtm), bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), cabai merah sebesar -0,02 persen (mtm), serta bawang putih sebesar -0,01 persen (mtm).

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami inflasi, antara lain daging ayam ras dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), sawi hijau dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," paparnya dalam siaran pers, Jumat (24/9/2021).

Selain itu, BI tetap akan melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan inflasi inti terjaga rendah sejalan dengan belum kuatnya permintaan domestik, terjaganya stabilitas nilai tukar, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran target.

Namun, inflasi kelompok volatile food sedikit meningkat disebabkan oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng sejalan dengan kenaikan harga CPO global di tengah pasokan barang yang memadai.

Adapun, inflasi administered prices juga sedikit meningkat seiring masih berlanjutnya dampak kenaikan cukai tembakau.

"Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID), guna menjaga inflasi IHK dalam kisaran target sebesar 3,0±1% pada 2021 dan 2022," papar Perry dalam rilis hasil RDG, Selasa (21/9/2021)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper