Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha sepeda dapat kembali bernapas usai pelonggaran pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dalam beberapa waktu terakhir.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan Indonesia (APSMI) Eko Wibowo mengatakan dibandingkan dengan Juli, permintaan pada bulan ini mengalami kenaikan sekitar 30–40 persen.
"Kalau dari Juli sudah lebih baik karena jumlah orang yang main sepeda sudah lebih banyak lagi. Sekarang bisa recover sekitar 30–40 persen," katanya kepada Bisnis, Selasa (21/9/2021).
Namun demikian, dia juga menggarisbawahi serapan pasar yang masih rendah. Pasalnya, stok barang di pasar masih cukup banyak sehingga pabrikan belum bisa mengoptimalkan kapasitas produksi. Saat ini pabrikan hanya mengisi kekosongan barang dari tipe-tipe tertentu yang permintaannya masih bagus di pasaran.
Sementara itu, dia memperkirakan utilisasi industri saat ini berada di angka 50 persen. Dia juga memperkirakan pada November stok barang lama akan terserap pasar sehingga pabrikan dapat mulai menggenjot produksi.
Adapun permintaan sepeda sepanjang tahun ini diproyeksi akan turun dibandingkan dengan 2020. Pasalnya, permintaan pada tahun lalu melonjak karena berbagai faktor seperti tren bersepeda maupun kesadaran masyarakat untuk berolahraga. Pada tahun ini, permintaan sepeda cenderung bergerak lebih natural.
"Sekarang ini lebih organik, tanpa ada dorongan apapun market bergerak begitu saja. Andaikata ini berjalan terus, ini cukup baik tinggal bagaimana pasar terus digerakkan," ujarnya.
Menurut catatan Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI), total permintaan sepeda di pasar domestik mencapai kurang lebih 8 juta unit pada 2020. Sekitar 3 juta-3,5 juta unit merupakan hasil produksi dalam negeri.
Senada dengan Eko, Ketua Umum Asosiasi Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono, produksi sepeda domestik saat ini belum sepenuhnya berjalan normal.
"Pelaku usaha berharap produksinya bisa kembali minimal sama dengan produksi sebelum pandemi," ujarnya.