Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GPBSI Tunggu Kebijakan Pemerintah soal Anak Masuk Bioskop

Sejumlah film anak-anak mulai bermunculan di bioskop pada Oktober 2021, tapi belum ada izin dari pemerintah untuk anak di bawah usia 12 tahun masuk ke bioskop.
Boneka Minion dipasang di kursi bioskop untuk menjaga jarak sosial antara penonton di sebuah bioskop MK2 di Paris ketika bioskop membuka kembali pintu bagi publik, 22 Juni 2020./ANTARA-REUTERS=Benoit Tessier
Boneka Minion dipasang di kursi bioskop untuk menjaga jarak sosial antara penonton di sebuah bioskop MK2 di Paris ketika bioskop membuka kembali pintu bagi publik, 22 Juni 2020./ANTARA-REUTERS=Benoit Tessier

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) menyatakan belum memikirkan opsi membuka bioskop untuk anak di bawah usia 12 tahun.

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin mengatakan alasannya karena tingkat pengunjung bioskop yang tidak menunjukan tren positif sejak dibuka pada 16 September 2021 dan masih tergolong sepi.

“Sementara ini belum terpikirkan juga akan dibuka [untuk anak] karena untuk pengunjung dewasa saja masih banyak yang terkendala sehingga masih harus dilakukan evaluasi,” kata Djonny, Selasa (21/9/2021).

Dia mengakui bahwa pada Oktober 2021 sejumlah film yang ditujukan untuk anak mulai bermunculan di Bioskop. Namun, hal tersebut belum bisa menjadi katalis untuk meningkatkan jumlah penonton ke depan.

Sekadar informasi, salah satu film animasi anak berjudul Nussa produksi Visinema dan studio animasi The Little Giantz ini dikabarkan akan mulai tayang di bioskop pada 14 Oktober 2021.

“Kami masih menunggu kebijakan atau upaya apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh pemerintah, karena pada Oktober 2021 film anak-anak sudah mulai tayang di Bioskop dan semoga mereka [anak-anak] dapat izin masuk [Bioskop],” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan terdapat sejumlah permasalahan yang menjadi alasan minimnya minat penonton untuk mengunjungi bioskop adalah karena kesulitan untuk mengakses aplikasi PeduliLindungi, khususnya bioskop di daerah.

“Warga di daerah masih banyak yang tidak punya ponsel, jika ada kebanyakan masih yang jadul [jaman dulu] sehingga tidak bisa membuka aplikasi. Mereka sudah divaksin, tetapi tidak punya ponsel jadi ya tidak bisa masuk [bioskop],” katanya.

Kota besar tidak ada masalah, tetapi untuk daerah masih menjadi masalah utama karena ada banyak warga yang tidak memiliki ponsel sehingga masih jadi evaluasi setiap pelaku bioskop.

Meskipun kota besar tidak mengalami permasalahan terkait dengan kepemilikan ponsel pintar untuk mengakses PeduliLindungi, tetapi jumlah pengunjung di kota besar dan daerah masih terpaut sedikit, yaitu sekitar 5–10 persen dari total okupansi bioskop secara harian.

Dia melanjutkan, beberapa hari terakhir, bioskop hanya diisi 3—5 orang penonton sehingga antisipasi yang dilakukan di beberapa bioskop hanya buka pada Kamis-Minggu.

Alhasil, dia menjelaskan pelaku bioskop akan menyurati Kementerian Kesehatan, terkait syarat aplikasi PeduliLindungi untuk datang ke bioskop. Khususnya, untuk bioskop di daerah.

"Saya minta ke Depkes dikaji ulang lagi untuk daerah. Karena banyak tidak punya ponsel. Apakah cukup sertifikat saja. Sudah bikin surat yang akan kita kirim ke Depkes. PeduliLindungi, banyak problem di daerah. Harus melihat secara utuh di daerah. Karena mereka tidak diwajibkan beli handphone yang bagus," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper