Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa kondisi perekonomian Indonesia diproyeksikan sejalan dengan ekspektasi global terhadap pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.
Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7,07 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal II/2021, menjadi yang tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage atau terbaik dalam 16 tahun terakhir. Tren itu berlanjut pada Agustus dengan tumbuhnya kinerja ekspor sehingga terjadi surplus neraca dagang.
Menurutnya, capaian kinerja tersebut membuat proyeksi ekonomi Indonesia akan sejalan dengan ekspektasi pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19. Perekonomian Indonesia diproyeksikan dapat tumbuh di kisaran 3,7 persen–4,5 persen pada akhir 2021 dan 5,2 persen pada 2022.
“Pada Semester I-2021, berbagai indikator utama terus menunjukkan prospek perbaikan. Dampak pengetatan pembatasan mobilitas di Juli–Agustus 2021 diperkirakan hanya bersifat sementara. Aktivitas manufaktur dan permintaan terhadap pembiayaan KUR mulai meningkat lagi di Agustus 2021,” ujar Airlangga melalui keterangan resmi, Kamis (16/9/2021).
Dia mengharapkan agar perekonomian dapat kembali tumbuh ekspansif pada kuartal IV/2021. Pencapaian target pertumbuhan ekonomi dinilai akan sangat bergantung kepada efektivitas pengendalian pandemi Covid-19.
“Pemerintah terus memperkuat pengendalian pandemi dari sisi hulu hingga hilir guna memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif,” ujarnya.
Kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal II/2021 tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara peer yang telah merilis angka pertumbuhannya, seperti Vietnam (6,6 persen), Korea Selatan (5,9 persen), dan Arab Saudi (1,5 persen).
