Bisnis.com, JAKARTA - Pada perannya dalam Presidensi G-20, Indonesia akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari sisi ekonomi, pembangunan sosial, sampai politik.
Salah satu keuntungan tersebut adalah kemampuan untuk mendorong topik kesetaraan akses vaksin Covid-19 bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang ditunjuk menjadi Ketua I Sherpa Track G-20, mengatakan bahwa Indonesia akan mendorong pembahasan produksi serta distribusi vaksin yang lebih merata.
"Dari aspek pembangunan sosial, Indonesia berpeluang untuk mendorong topik terkait dengan produksi dan distribusi vaksin. Kita terus mendorong agar vaksin ini menjadi global public goods," kata Airlangga pada Konferensi Pers Menuju Presidensi Indonesia Tahun 2022 secara virtual, Selasa (14/9/2021).
Airlangga juga mengatakan bahwa akan mendorong kesetaraan akses terhadap vaksin Covid-19 bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, yang mengalami kesulitan mendapatkan akses vaksin dibandingkan dengan negara-negara maju.
Secara lebih luas, melalui Presidensi G-20, Indonesia akan mendorong koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang seimbang, adaptif terhadap krisis, dan memperjuangkan kepentingan nasional di forum global termasuk isu transformasi digital dan ekonomi inklusif.
Baca Juga
Seperti diketahui, forum G-20 beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa yang memiliki Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) terbesar di dunia. Negara-negara tersebut, termasuk Indonesia, juga berkontribusi terhadap 75 persen perdagangan internasional, 80 persen investasi global, serta 2/3 dari total populasi dunia.
Adapun, Presidensi G-20 oleh Indonesia akan dilaksanakan dalam 150 pertemuan dengan side event selama 12 bulan, dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Pertemuan akan berbentuk working group tingkat Sherpa dan Finance, pertemuan setingkat menteri, hingga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang akan dihadiri oleh kepala pemerintahan.
Sebelumnya, Indonesia ditetapkan untuk memegang Presidensi G-20 pada KTT G-20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi.
Pada KTT di Roma, Italia, 30-31 Oktober mendatang, Presiden Joko Widodo akan menerima secara resmi tongkat estafet kepemimpinan G-20 dari PM Italia.