Bisnis.com, JAKARTA — Penelitian dan pengembangan (litbang) sektor manufaktur dinilai belum maksimal meski arah pemulihannya sejauh ini telah diapresiasi pengusaha.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Bobby Gafur Umar mengatakan pemerintah harus mengejar litbang sektor manufaktur untuk menggenapi upaya pemulihan dari pandemi. Hal itu terutama pengembangan teknologi untuk menghasilkan nilai tambah produk dan pengiliran industri.
"Kita sudah punya lembaga-lembaga Litbang, tetapi belum ada program yang cukup untuk bisa menguasai teknologi," kata Bobby kepada Bisnis, Rabu (15/9/2021).
Di sisi lain, masuknya investasi asing juga bisa memberi kesempatan transfer teknologi secara bertahap ke industri dalam negeri. Dia mencontohkan, sebagai produsen utama nikel dunia, Indonesia hendaknya juga menjadi pemain di rantai nilai komoditas tersebut.
Dengan demikian, lanjutnya, dimulainya pembangunan pabrik baterai elektronik di Karawang, Jawa Barat, pada hari ini patut diapresiasi.
Sementara itu, mengenai sejumlah kebijakan yang digalakkan pemerintah, Bobby menilai sudah ada dampak yang cukup signifikan, mengingat pertumbuhan manufaktur masih bisa terakselerasi selama pandemi.
Selanjutnya, pekerjaan rumah bagi pelaku usaha adalah mencari celah substitusi impor terutama di sektor-sektor yang hingga kini masih bergantung pada bahan baku dari luar negeri.
Selain itu, Bobby juga menyoroti isu keberlanjutan sebagai peluang yang bisa diambil oleh pelaku usaha untuk efisiensi ongkos produksi dalam jangka panjang.
"Industri kita, dari hulu sampai hilir, harus melihat itu sebagai opportunity. Ada pemakaian energi terbarukan, yang bersih, ramah lingkungan dan semakin murah," katanya.