Bisnis.com, JAKARTA - VP Economist PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 akan membukukan surplus sebesar UUS$2,68 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya.
Pada Juli 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$2,59 miliar.
Josua memperkirakan kinerja ekspor Indonesia tumbuh sebesar 38,19 persen secara tahunan, didorong oleh peningkatan harga komoditas global meski di sisi lain volume permintaan ekspor cenderung melambat.
Dia mengatakan, sepanjang Agustus 2021 sejumlah komoditas ekspor mengalami peningkatan harga secara bulanan, di antaranya batubara sebesar 11 persen, CPO 6,8 persen, karet alam 4,6 persen, dan nikel 1,7 persen.
“Sementara volume permintaan ekspor diperkirakan menurun dibandingkan bulan sebelumnya, terindikasi dari penurunan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia, seperti Eurozone, Amerika Serikat, China, dan India,” katanya kepada Bisnis, Selasa (14/9/2021).
Namun, imbuhnya, data perdagangan China mencatat impor dari Indonesia sebesar US$5,48 miliar pada Agustus 2021, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar US$4,99miliar.
Baca Juga
Sementara itu, Josua memperkirakan kinerja impor Indonesia pada Agustus 2021 masih mengalami peningkatan, namun terbatas, yaitu sebesar 1,66 persen secara bulanan atau tercatat 43,03 persen secara tahunan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh kinerja impor migas yang cenderung tertahan mempertimbangkan tren penurunan harga minyak mentah sepanjang Agustus, yang mana harga minyak mentah brent tercatat turun 5,9 persen secara bulanan.
Meskipun aktivitas manufaktur Indonesia cenderung meningat pada bulan lalu namun masih dalam fase yang kontraktif sehingga membatasi permintaan terhadap impor bahan baku dan barang modal.
Senada, Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan surplus neraca perdagangan Agustus 2021 sebesar US$2,66 miliar.
Kinerja impor diperkirakan tumbuh sebesar 35,9 persen secara tahunan atau tumbuhu 0,1 persen secara bulanan.
“Di Agustus 2021 kami perkirakan kinerja ekspor masih mencatatkan kinerja yang positif, didorong oleh harga komoditas yang lebih tinggi,” katanya.
Di samping itu, kinerja impor diperkirakan meningkat sebesar 40,8 persen secara tahunan atau 0,1 persen secara bulanan.