Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa keuangan negara atau anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) telah bekerja luar biasa dalam menekan dampak pandemi Covid-19.
Dia menyampaikan, pandemi yang telah berlangsung sejak 2020 menyebabkan krisis kemanusiaan, yang juga berimplikasi pada keuangan seluruh negara di dunia.
Pemerintah mencatat, pada 2021 kemementerian dan lembaga (K/L) telah melakukan refocusing anggaran sebanyak empat kali karena kebutuhan anggaran penanganan pandemi yang meningkat.
Alokasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang awalnya ditetapkan sekitar Rp300 triliun, melonjak menjadi Rp744,77 triliun pada tahun ini.
“Hari ini kita sudah memasuki bulan 9 tahun 2021, Covid-19-nya belum selesai, di K/L serta Pemda kta melihat juga APBN-nya masih bergerak, terjadi refocusing bahkan empat kali karena kita menggunakan APBN secara fleksibel dan responsif, namun akuntabel,” katanya dalam acara Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah tahun 2021, Selasa (14/9/2021).
Sri Mulyani menyampaikan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah. Akselerasi vaksinasi terus ditingkatkan, pengadaan vaksin Covid-19 juga masih terus dilakukan meski pasokan vaksin di dunia sangat terbatas.
Baca Juga
Pemerintah pun mengerahkan K/L yang selama ini tidak berhadapan dengan bidang kesehatan, seperti TNI/Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk bisa meningkatkan program vaksinasi.
Bahkan, Sri Mulyani menambahkan, K/L hingga saat ini masih terus melakukan redesigning program meski telah memasuki akhir tahun. “Kita harap APBN dan APBD bsia jadi motor penggerak untuk memulihkan ekonomi,” jelasnya.