Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subholding Bikin Pengembangan EBT Pertamina Lebih Gesit

Dibentuknya subholding power & new renewable energy (PNRE) Pertamina pada awal Agustus disebut memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan oleh perusahaan pelat merah itu.
Ilustrasi./Istimewa
Ilustrasi./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Dibentuknya subholding power & new renewable energy (PNRE) Pertamina pada awal Agustus disebut memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan oleh perusahaan pelat merah itu.

Chief Executive Officer PNRE Dannif Danusaputro mengatakan bahwa restrukturisasi tersebut memberikan empat manfaat langsung bagi perusahaan.

Pertama, meningkatnya peluang untuk menjalin kemitraan untuk mempercepat pengembangan kapabilitas badan usaha milik negara (BUMN) di bisnis energi baru dan terbarukan (EBT).

Dannif menuturkan, manfaat kedua adalah memperoleh fleksibilitas dalam mencari alternatif pendanaan yang kompetitif, seperti green financing, green bond, termasuk melakukan unlock value perusahaan melalui skema initial public offering (IPO).

Ketiga, pembentukan subholding memberikan percepatan pengembangan portofolio bisnis EBT Pertamina dengan penjajakan kepada bisnis hidrogen, ekosistem kendaraan listrik, dan bisnis lainnya.

Keempat, adanya potensi sinergi pemanfaatan talent yang telah berpengalaman dalam pengembangan proyek dan program pemeliharaan pembangkit listrik panas bumi pada pembangkit listrik lainnya di subholding PNRE.

Dannif menambahkan bahwa subholding PNRE berkomitmen penuh mendukung target Pertamina menurunkan emisi karbon sebesar 30 persen pada 2030 dengan mengedepankan aspek environment, social, and governance (ESG) dalam praktik bisnisnya.

“Dengan transformasi ini, subholding PNRE menjadi lebih fokus dengan amanah mengawal transisi energi, mewujudkan visi sebagai Indonesia Green Energy Champion, mencapai aspirasi kapasitas terpasang sebesar 10 GW pada 2026, serta mendukung visi Pertamina menuju global green energy company,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (13/9/2021).

Dannif memaparkan, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai subholding PNRE adalah salah satu anak usaha Pertamina yang paling muda usianya.

Didirikan pada 2016, awalnya PPI adalah sebuah project company dengan proyek utama Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1.

Pada 2020, ketika Pertamina mengawali proses restrukturisasi, PPI diamanatkan untuk menjadi subholding PNRE, yaitu subholding yang fokus pada bisnis energi bersih sebagai masa depan bisnis Pertamina.

Sebagai subholding PNRE, PPI membawahi Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai anak usaha, serta PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR) sebagai perusahaan afiliasi.

PGE sendiri akan fokus mengelola bisnis panas bumi, sedangkan JSP dan JSR fokus pada proyek PLTGU Jawa-1.

Selain itu, subholding PNRE juga memiliki portofolio pengembangan EBT lainnya, antara lain tenaga surya, biomassa, hidrogen, baterai untuk EV dan storage, serta teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS).

Sepanjang semester I/2020, subholding PNRE secara konsolidasi membukukan laba bersih sebesar US$56,8 juta. Pendapatan, EBITDA, dan laba bersih subholding PNRE masing-masing mencapai 101 persen, 117 persen, dan 152 persen terhadap RKAP.

Pada kinerja operasional, produksi listrik subholding PNRE jugua telah mencapai 2.324 GWh.

Untuk mencapai target 17 persen energi bersih dalam portofolio bisnis Pertamina, subholding PNRE memiliki aspirasi untuk mencapai kapasitas 10 GW energi bersih pada tahun 2026, terdiri dari 6 GW gas to power, 3 GW energi terbarukan termasuk panas bumi, serta 1 GW energi baru.

“Pembentukan holding dan subholding di tubuh Pertamina bertujuan agar perseroan lebih adaptif terhadap lingkungan bisnis yang semakin dinamis. Aspirasi Kementerian BUMN selaku pemegang saham salah satunya adalah Pertamina menjadi pemimpin transisi energi di Indonesia untuk menekan laju perubahan iklim melalui dekarbonisasi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper