Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi jasa pengantaran layanan makanan di Asia Tenggara.
Russell Cohen Group Managing Director for Operations Grab menjelaskan mayoritas transaksi pesan-antar makanan daring saat ini berasal dari kota-kota terbesar di Asia Tenggara. Dengan peningkatan infrastruktur dan konektivitas, dia meyakini bahwa gelombang pertumbuhan yang akan datang dari kota-kota kecil.
Melihat adanya tren tersebut, dia berpendapat posisi Grab yang bergerak di bidang mobilitas, pengantaran makanan, dan pembayaran dompet digital bisa memberikan keunggulan untuk menangkap peluang.
“Kami akan terus berinvestasi dalam teknologi untuk menurunkan keseluruhan biaya pengantaran dan biaya yang dikeluarkan untuk melayani konsumen, agar layanan pengantaran on-demand menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses lebih banyak orang,” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (12/9/2021).
Adapun Grab telah merilis Laporan Tinjauan Industri Pengiriman Makanan 2021 dalam kemitraan dengan Euromonitor International. Berdasarkan laporan tersebut, jumlah pengeluaran pengantaran makanan online Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh lebih dari dua kali lebih cepat dari total pengeluaran jasa makanan di kawasan tersebut selama lima tahun ke depan dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 24,4 persen versus 12,1 persen.
Pertumbuhan tercepat diperkirakan akan terjadi di pasar negara berkembang seperti Myanmar, Vietnam, dan Filipina, dengan total nilai Gross Merchandise Value (GMV) pengantaran makanan online kawasan Asia Tenggara diperkirakan menjadi lebih dari tiga kali lipat lebih tinggi dari US$9 miliar pada 2020 menjadi US$28 miliar pada tahun 2025.
Baca Juga
Laporan ini didasarkan pada penelitian yang diselesaikan pada kuartal II/2021 dan bertujuan untuk memberikan pandangan mendalam tentang industri pengantaran makanan selama lima tahun ke depan, termasuk memaparkan selera konsumen Asia Tenggara di industri layanan pengantaran makanan pasca-Covid-19.
Laporan ini menemukan bahwa sekitar satu dari empat (26 persen) konsumen yang disurvei di wilayah regional tersebut adalah pengguna baru layanan pengantaran makanan online selama pandemi. Motivasi utama konsumen untuk mencoba layanan ini adalah untuk menghindari kegiatan makan di luar dan meminimalisir kontak dengan orang lain, untuk memesan makanan bagi keluarga dan teman, serta menikmati promosi eksklusif yang hanya tersedia di platform pengantaran online.
Apresiasi positif dari layanan pengantaran makanan akan membawa kontribusi pada pertumbuhan layanan yang berkelanjutan. Pada periode Oktober 2020 hingga Maret 2021, 78 persen konsumen di kawasan Asia Tenggara dikatakan menggunakan layanan pengantaran makanan setidaknya seminggu sekali atau lebih. Selain itu, hampir 9 dari 10 konsumen (87 persen) juga mengharapkan angka penggunaan yang tetap stabil bahkan meningkat kedepannya meskipun aturan pembatasan Covid-19 sudah dilonggarkan.
Kemudahan layanan pengantaran makanan kiranya menjadi alasan nomor satu bagi keberlanjutan dan meningkatnya penggunaan layanan di masa paska pandemi. Pengguna pengantaran makanan menghargai kecepatan dan variasi di atas promosi
Konsumen di Asia Tenggara menghargai kualitas layanan dan pengalaman di atas promosi, menunjukkan pergeseran ekspektasi konsumen pada layanan pesan-antar makanan. Survei menemukan bahwa faktor utama yang mempengaruhi tingkat kepuasan layanan pesan-antar makanan adalah kecepatan pengantaran (51%), variasi pilihan makanan (45 persen), dan ketersediaan promosi (41%).
Apabila diukur berdasarkan faktor-faktor ini, GrabFood mengungguli kecepatan pengantaran dan variasi pilihan makanan. GrabFood terpilih sebagai merek top-of-mind di enam negara Asia Tenggara. Pada 2020, GrabFood mencatat pangsa kategori pengantaran makanan online regional sekitar 50%.
Pada tahun 2025, angka penjualan makanan siap saji secara keseluruhan di kawasan ini diproyeksikan mencapai US$170,5 miliar, dengan skala penetrasi pengantaran makanan online meningkat hingga 16,4 persen. Sebagian faktor yang mendorong hal ini adalah meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah dan jumlah adopsi smartphone di kota-kota Tingkat 2.
Dalam pengumuman pendapatan (Earning Announcement) Grab baru-baru ini, Grab melaporkan GMV GrabMart untuk Q1 2021 meningkat 21% kuartal ke kuartal dibandingkan Q4 2020, dan 36x lebih tinggi dibandingkan Q1 2020.
“Pandemi telah mempercepat pergeseran perilaku konsumen untuk membeli makanan dan bahan makanan secara online. Namun, penetrasi pengantaran bahan makanan online sangat rendah di kawasan ini, hanya di atas 1 persen di sini dibandingkan dengan 8% di China dan 9 persen di Amerika Serikat. Strategi kami untuk GrabMart adalah melayani pasar masal, dan hal inilah yang menjadi pembeda utama kami. Melalui model pengantaran yang berbeda, kami dapat menawarkan layanan pengantaran bahan makanan pada titik harga yang berbeda untuk memenuhi ekspektasi harga yang berbeda di Asia Tenggara,” terangnya.