Bisnis.com, JAKARTA — Langkah pemerintah mendorong industri perbankan menambah rasio kredit UMKM menjadi 30 persen pada 2024 disambut positif oleh pelaku usaha. Hal tersebut diharapkan bisa berkontribusi pada upaya pemulihan ekonomi.
Bank Indonesia mengatur kenaikan secara bertahap, di mana bank harus mencapai rasio kredit UMKM sebesar 20 persen pada 2022, 25 persen pada 2023, dan 30 persen pada 2024. Terkait hal ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga secara langsun telah memberikan arahan kepada perbankan.
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan bahwa penyaluran kredit sangat tergantung kepada iklim usaha. Menurutnya, jika penularan Covid-19 berhasil ditanggulangi sampai dengan 2024, bukan tak mungkin rasio kredit UMKM sebesar 30 persen dapat tercapai.
Dia menjelaskan Covid-19 yang terkendali akan mendorong permintaan pembiayaan UMKM. “Jika sampai 2024 pemerintah mampu untuk menanggulangi penularan Covid-19 dengan baik, maka kebutuhan kredit bagi UMKM juga meningkat. Bukan tidak mungkin sampai 30 persen,” katanya, Kamis (9/9/2021)
Dia meyakini penyaluran kredit UMKM akan mendorong geliat perekonomian, mengingat usaha berskala mikro, kecil, dan menengah mendominasi struktur bisnis nasional. Jika penyaluran diikuti dengan syarat yang lunak, Ikhsan mengatakan aktivitas produksi akan meningkat.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan bahwa salah satu tantangan pemulihan UMKM selama pandemi adalah akses keuangan yang masih terbatas.
Per mei 2021, Airlangga mengatakan porsi kredit UMKM terhadap total penyaluran kredit perbankan baru mencapai 18,59 persen, padahal UMKM merupakan kunci utama dalam menggerakkan perekonomian.
Dia mencatat bahwa UMKM mencapai 99 persen dari total unit usaha pada 2019. Selain itu, UMKM telah berhasil menyerap tenaga kerja hingga 96,9 persen dari total tenaga kerja di Tanah Air. Secara keseluruhan, UMKM berkontribusi sebesar 60,5 persen terhadap PDB Indonesia.