Bisnis.com, JAKARTA - Prediksi pertumbuhan obligasi hijau akan dipimpin oleh Eropa mengikuti ambisi dekarbonisasi yang belum lama ini diumumkan.
Dilansir Bloomberg pada Senin (6/9/2021), seluruh obligasi hijau negara yang dijual oleh kawasan Eropa diperdagangkan dengan harga tinggi (trade rich) dibandingkan dengan mitra konvensionalnya.
“Ada kas yang tersedia setelah musim panas untuk digunakan dan tidak akan ada terlalu banyak tekanan pada harga. Sebagian besar masalah obligasi negara yang baru telah disampaikan dengan baik sebelumnya dan permintaan tetap sangat kuat, sebagian karena perubahan peraturan," kata Ronald van Steenweghen, Manajer Pendanaan Degroof Petercam.
Salah satu pencatatan green bond yang paling diantisipasi pada bulan ini berasal dari Inggris yang jatuh tempo pada 2033. Adapun anggota Eropa lainnya akan debut pada tahun depan seperti Austria dan Yunani. Kendati demikian, pada saat itu, penjualan akan dikalahkan oleh Uni Eropa.
"Saya pikir semua orang akan mencoba untuk memiliki obligasi hijau mereka sendiri, tetapi penerbitan UE jelas merupakan hal yang harus menjadi fokus semua orang. Bulan ini mungkin [pencatatan] akan besar karena ada Jerman dan Spanyol, tetapi itu tidak akan menjadi yang terbesar," kata Jorge Garayo, ahli strategi suku bunga senior Societe Generale SA.
Sementara itu, berdasarkan publikasi S&P Global pada Juli, penjualan green bond global diprediksi akan dipimpin oleh Eropa yang pada 14 Juli telah mengumumkan rencana pengurangan gas rumah kaca hingga 55 persen atau lebih dari level 1990 pada 2030. Eropa juga menargetkan netral karbon pada 2050.
Kendati penjualan green bond turun menjadi US$92,8 miliar sepanjang April - Juni dibandingkan kuartal I/2020 senilai US$109,20 miliar, momentum penerbitan green bond pada tahun ini akan menanjak.
Hal ini seiring dengan upaya dekarbonisasi di seluruh dunia yang bakal menarik lebih banyak investor kepada keuangan berkelanjutan.
Penjualan obligasi hijau korporasi di Eropa mencapai US$53,37 miliar pada kuartal II/2021, naik 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan tersebut diyakini akan mendorong penerbitan global pada paruh pertama tahun ini menjadi US$202,09 miliar, tumbuh 60 persen dari penjualan sepanjang 2020 senilai US$313,42, menurut data organisasi non profit Climate Bonds Initiative (CBI).
Dalam publikasi tersebut, analis senior pendapatan tetap Mirova yang berbasis di Paris, Nelson Ribeirinho mengatakan Eropa akan memimpin obligasi hijau dalam hal inovasi regulasi dan taksonomi.
"Eropa dalam hal diversifikasi obligasi hijau akan tetap berada di depann kurva hingga beberapa tahun ke depan. Negara berkembang adalah salah satu kandidat serius untuk bersaing dengan Eropa, tidak lupa raksasa seperti China dan AS sedang bangkit."