Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penggunaan PLTS Atap Jadi Prioritas Jangka Pendek Pengembangan EBT

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadikan upaya mendorong penggunaan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS atap sebagai prioritas pengembangan energi baru terbarukan untuk jangka pendek.
Ilustrasi PLTS atap./Istimewa
Ilustrasi PLTS atap./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadikan upaya mendorong penggunaan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS atap sebagai prioritas pengembangan energi baru terbarukan untuk jangka pendek.

Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, mengatakan bahwa target bauran energi dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di 2025 tidak memiliki hubungan dengan bisnis.

Hal itu membuat pemerintah mendorong penggunaan PLTS atap sebagai prioritas pengembangan EBT jangka pendek agar mampu mengejar target bauran energi 23 persen di 2025.

“Ini nuansanya bukan nuansa bisnis. Tidak ada bisnis, belum ada jual, malah tidak boleh,” ceritanya saat berbincang pada podcast Broadcast Bisnis Indonesia dikutip Senin (6/10/2021).

Hingga Juli 2021, pengguna PLTS atap telah mencapai 4.028 pelanggan dengan daya sekitar 35 megawatt (MW). Jumlah itu meningkat 561,4 persen sejak Peraturan Menteri ESDM Nomor 49/2018 tentang Penggunaan Sistem PLTS Atap Oleh Konsumen PLN terbit.

Meski pengguna PLTS Atap meningkat signifikan, Dadan menyebut, Vietnam mengalami peningkatan pengguna PLTS atap jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia.

“Vietnam sudah puluhan gigawatt, sehingga kami dorong pemerintah memberikan insentif 100 persen dengan harapan masyarakat menyambutnya dan dipakai untuk keperluan sendiri,” katanya.

Lebih lanjut, dia menegaskan sasaran pengguna PLTS atap nantinya merupakan pengguna listrik nonsubsidi dengan daya 2.200 volt ampere (VA) ke atas.

Kementerian ESDM sendiri menargetkan pemasangan 3,6 gigawatt (GW) PLTS atap dari potensi 32 GW pada 2024.

Selain itu, meski penggunaan pembangkit listrik telah meluas ke hampir seluruh provinsi, pihaknya juga memperkirakan dominasi pengguna PLTS atap akan berada di Jawa.

“Perkiraan kami di kota besar atau di daerah industri. Kalau komersial tidak akan banyak, karena komersial kan gedung-gedung tinggi,” terangnya.

Sebelumnya, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril menilai, revisi Permen ESDM terkait pemanfaatan PLTS atap hanya akan lebih menguntungkan orang kaya. Pasalnya, nilai transaksi ekspor listrik PLTS atap akan dinaikan dari 65 persen menjadi 100 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper