Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rumah sakit, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) menggelontorkan belanja modal pada 2021 sekitar Rp1,5 triliun terkait ekspansi bisnis di industri layanan kesehatan dalam negeri.
Presiden Direktur HEAL Hasmoro mengatakan belanja modal itu diarahkan untuk pengadaan 3 rumah sakit baru, peremajaan rumah sakit lama, dan pembangunan 3 sekolah kejuruan bagi tenaga kesehatan.
“Totalnya bisa sampai Rp1,5 triliun untuk tahun ini, itu seluruh Hermina Group. Ada tidak ada Covid-19 kita melakukan pengembangan setiap tahunnya,” kata Hasmoro melalui sambungan telepon kepada Bisnis, Senin (6/9/2021).
Hasmoro mengatakan perusahaan menargetkan laba bersih sebesar Rp1 triliun hingga akhir tahun ini. Adapun, pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi atau EBITDA dipatok mencapai Rp1,8 triliun.
“Prospek sih bagus, kemungkinan triwulan tiga sampai empat mulai naik lagi. Akhir tahun semoga target keuangan dan layanan pasien tercapai,” kata dia.
Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit per 30 Juni 2021, emiten yang mengelola 41 rumah sakit ini mencetak pendapatan Rp3,09 triliun naik 78,86 persen dibandingkan dengan Rp1,73 triliun pada semester pertama tahun lalu.
Beban pokok HEAL juga turut meningkat menjadi Rp1,43 triliun naik dari Rp1,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Beban usaha perseroan juga meningkat tipis menjadi Rp674,59 miliar dari Rp511,53 miliar.
Dengan begitu, laba usaha semester I/2021 meningkat signifikan menjadi Rp1,01 triliun dari Rp236,1 miliar pada semester I/2020. Setelah dikurangi beban pajak dan lain-lain, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp544,65 miliar naik 422,5 persen dari Rp104,23 miliar pada paruh awal 2020.
Di sisi lain, total liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp3,27 triliun dari Rp2,97 triliun pada akhir tahun lalu. Kenaikan tersebut terjadi pada pos liabilitas jangka panjang dan pendek yang meningkat masing-masing menjadi Rp1,63 triliun dan Rp1,63 triliun.
Sementara itu, posisi ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp3,9 triliun dari Rp3,38 triliun dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
Adapun, total aset perseroan semester ini meningkat menjadi Rp7,17 triliun dari Rp6,35 triliun per 31 Desember 2020. Dengan kenaikan pada aset tidak lancar Hermina menjadi Rp4,57 triliun dari Rp4,1 triliun dan aset lancar meningkat menjadi Rp2,6 triliun dari Rp2,25 triliun.