Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan ekonomi negara akan tetap kuat meskipun data tenaga kerja yang baru dirilis mengecewakan karena penghematan dalam perekrutan di tengah penyebaran varian delta virus corona.
"Apa yang kami lihat adalah pemulihan ekonomi yang tahan lama dan kuat," ungkap Biden, Jumat (3/9/2021), seperti dikutip Bloomberg.
Ia mengatakan kebijakan yang dia ambil, termasuk stimulus bantuan pandemi senilai US$1,9 triliun awal tahun ini turut menyumbang terhadap pemulihan ekonomi kali ini.
“Langkah-langkah yang kami ambil sejauh ini telah membawa AS keluar dari kejatuhan ekonomi. Kami menambah lapangan kerja, bukan menghilangkannya,” katanya.
Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat data nonfarm payrolls AS meningkat 235.000 bulan lalu setelah direvisi naik 1,05 juta pada bulan Juli. Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 5,2 persen.
Kenaikan ini jauh di bawah median proyeksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan 733.000 di bulan Agustus. Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun membalikkan penurunan, sedangkan indeks berfluktuasi menyusul rilis data ini.
Baca Juga
Perlambatan dalam perekrutan kemungkinan mencerminkan kekhawatiran yang berkembang mengenai varian delta Covid-19 yang menyebar dengan cepat dan kesulitan mengisi posisi yang kosong.
Pada Agustus, Departemen Tenaga Kerja mencatat 5,6 juta orang melaporkan mereka tidak dapat bekerja karena pandemi, naik dari 5,2 juta sebulan sebelumnya.
Menambah tekanan terhadap Biden, Senator West Virginia Joe Manchin dari partai Demokrat pada hari Kamis menuntut agak agenda ekonomi presiden ditunda. Tuntutan ini mengancam paket pajak dan pengeluaran sosial senilai US$3,5 triliun yang direncanakan para pemimpin partainya yang akan diajukan ke Kongres musim gugur ini.
Dengan perpecahan di Senat, para pemimpin partai membutuhkan mereka semua untuk memilih paket untuk mengatasi oposisi Republik.
Biden meminta Kongres untuk meloloskan rencana pengeluaran dan pajaknya sehingga As dapat mempertahankan momentum bersejarah yang telah dibangun selama tujuh bulan terakhir. “Ini tentang berinvestasi di masa depan Amerika, bukan stimulus jangka pendek,” ungkapnya.