Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri media sosial berbasis video TikTok, ByteDance, memutuskan untuk mengurangi operasi layanan teknologi keuangannya (financial technology/fintech) di tengah kampanye berkelanjutan pemerintah China dalam rangka pencegahan ekspansi modal yang tidak rasional.
“Perusahaan sedang mengurangi bisnis terkait keuangannya dan berencana untuk menjual bisnis pialang sekuritas,” kata perwakilan ByteDance dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (2/9/2021), dikutip dari SCMP.
Unicorn teknologi yang berbasis di Beijing ini tidak menyebutkan unit bisnis yang akan didivestasikan dan tidak memberikan data tentang bisnis jasa keuangannya.
ByteDance, yang juga menjalankan agregator berita Jinri Toutiao dan aplikasi video pendek China Douyin, terjun ke layanan keuangan dengan meluncurkan aplikasi “Dolphin Stock” pada tahun 2017.
Aplikasi ini secara cerdas melacak pasar, memberikan informasi yang cepat dan analisis kinerja, menurut situsnya.
Pada tahun 2018, ByteDance memasuki bisnis asuransi ketika mengakuisisi Pialang Asuransi Huaxia. Tahun lalu, perusahaan memenangkan lisensi peminjaman mikro online di Shenzhen dan memperoleh lisensi pembayaran online dengan akuisisi layanan pembayaran pihak ketiga China, UIPay.
Baca Juga
Awal tahun lalu, ByteDance membeli pialang saham Hong Kong bernama Asia-Pacific Securities dan mengubahnya menjadi Stellar Securities, menurut sebuah laporan Apple Daily yang sekarang sudah berhenti beroperasi.
Langkah itu mengikuti upaya perusahaan pada tahun 2019 untuk mendaftarkan merek dagang yang disebut Squirrel Securities, menurut database kekayaan intelektual online Hong Kong.
Namun, ambisi terkait layanan keuangan ByteDance telah terhalang oleh pengawasan tajam Beijing terhadap pasar teknologi keuangan negara itu.
People's Bank of China, bank sentral negara itu, mengatakan pada bulan Januari bahwa mereka akan memperkuat regulasi dan menempatkan semua aktivitas keuangan di bawah pengawasan pemerintah untuk menghilangkan segala risiko.
Rencana ByteDance untuk menggunakan saluran konten populernya, termasuk Douyin dan Jinri Toutiao, untuk mempromosikan informasi investasi juga dapat melanggar inisiatif terbaru Beijing.
Pada tanggal 27 Agustus, Cyberspace Administration of China - pengawas internet di Negeri Tirai Bambu ini - menerbitkan pedoman baru untuk membersihkan “salah tafsir” kebijakan keuangan dan ekonomi di media sosial negara tersebut.
Investasi di BABP
Upaya ByteDance untuk mengurangi bisnis yang terkait dengan layanan keuangan muncul setelah ambisi teknologi pendidikan perusahaan itu dihancurkan oleh tindakan keras Beijing terhadap pasar bimbingan belajar di luar sekolah.
Sebelumnya, ByteDance dikabarkan telah sepakat berinvestasi di aplikasi perbankan digital dari bank milik Grup MNC, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), MotionBanking.
Sumber Bisnis di internal Grup MNC mengatakan media sosial asal China tersebut masuk ke platform MotionBanking lewat suntikan investasi dan membentuk aliansi strategis di bidang pembayaran digital.
Terkait informasi yang beredar mengenai masuknya ByteDance sebagai investor ke MotionBanking tersebut, Direktur BABP sekaligus COO MotionBanking Teddy Tee tidak membantah.
"Kami sedang dalam tahap finalisasi dengan investor dari social media terbesar di dunia, namun saya belum bisa sebutkan namanya. Nanti kami pasti akan update teman-teman media dan investor jika ada informasi lebih lanjut," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (24/8).