Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Potensi Krisis Chip Bakal Berlanjut di Sepanjang 2022

Kekurangan bahan dan komponen, ditambah dengan kemacetan jalur logistik kereta, kapal dan pesawat, telah memaksa pembuat mobil global dari Toyota hingga Volkswagen AG untuk memotong atau menangguhkan produksi dalam beberapa pekan terakhir.
Badan mobil baru dalam proses produksi di pabrik PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Bloomberg-Dimas Ardian
Badan mobil baru dalam proses produksi di pabrik PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Rohm Co, produsen chip dari Jepang, mengatakan bahwa kekurangan pasokan semikonduktor vital untuk mobil dan mesin industri kemungkinan akan tetap terjadi setidaknya sepanjang tahun depan.

Pernyataan Rohm ini menambah peringatan yang tidak menyenangkan tentang dampak lebih lanjut dari krisis chip global. Pembuat chip yang berbasis di Kyoto tersebut memiliki daftar pelanggan besar, a.l. Toyota Motor Corp., Ford Motor Co. dan Honda Motor Co.

Chief Executive Officer Rohm Co. Isao Matsumoto mengungkapkan perusahaan mengalami kekurangan bahan baku utama yang parah. Perusahaan mulai meningkatkan kapasitasnya September lalu dan berencana untuk menghabiskan 70 miliar yen atau US$636 juta pada tahun fiskal saat ini, tetapi kontribusi penuh dari investasi tersebut tidak akan terlihat segera karena mesin produksi membutuhkan waktu lebih lama untuk tiba, menurutnya.

“Semua fasilitas produksi kami telah berjalan dengan kapasitas penuh sejak September tahun lalu, tetapi pesanan dari pelanggan sangat banyak,” kata Matsumoto dalam sebuah wawancara minggu ini.

“Saya tidak berpikir kita bisa memenuhi semua backlog pesanan tahun depan.”

Rohm bergabung dengan rekan-rekan seperti Infineon Technologies AG dalam memperingatkan soal perjuangan rantai pasokan yang kemungkinan akan bertahan jauh lebih lama dari yang diantisipasi sebelumnya. Waktu pengiriman chip telah melampaui 20 minggu, karena varian delta Covid-19 mempersulit upaya untuk melanjutkan operasi normal dari Jepang hingga Asia Tenggara.

Kekurangan bahan dan komponen, ditambah dengan kemacetan jalur logistik kereta, kapal dan pesawat, telah memaksa pembuat mobil global dari Toyota hingga Volkswagen AG untuk memotong atau menangguhkan produksi dalam beberapa pekan terakhir. Raksasa mobil Jepang Toyota pada pekan lalu mengatakan akan menghentikan sementara produksi di 14 pabrik.

Kemacetan paling parah terjadi karena kurangnya bahan seperti yang dibutuhkan untuk membuat rangka timah, struktur logam di dalam unit semikonduktor yang mengkomunikasikan sinyal dengan bagian luar paket.

“Penawaran untuk menaikkan harga tidak akan bekerja sama sekali lagi karena pemasok kami tidak memiliki unit stok di tangan,” kata Matsumoto. “Bahkan untuk yang kami pesan, kecepatan kedatangan di situs kami tidak memenuhi harapan kami,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper