Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon atau CO2 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan sampai 41 persen melalui dukungan Internasional hingga 2030.
“Memang untuk menurunkan CO2 pada saat negara tersebut masih terus melakukan pembangunan, pasti butuh teknologi dan akses keuangan,” katanya pada diskusi virtual, Kamis (26/8/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa teknologi hijau dan keuangan dibutuhkan untuk mendukung transformasi sehingga kegiatan-kegiatan pembangunan tidak memperburuk emisi karbon. Efek maksimalnya kegiatan manusia setelahnya makin bisa mengurangi efek rumah kaca.
Pengurangan emisi ini disepakati secara global oleh 190 negara dan Uni Eropa pada Paris Agreement. Isinya dituangkan dalam Nationally Determined Contributions (NDC).
Upaya kolektif secara global, tambah Sri Mulyani, memang harus dilakukan. Pengurangan gas rumah kaca hanya mampu diatasi dengan langkah adaptif dan mitigasi dari setiap negara.
Itulah sebabnya koalisi dan tujuan bersama bisa berhasil dengan desain transformasi yang adil dan sesuai kemampuan setiap negara.
Baca Juga
Menurut Sri Mulyani, kapasitas dan daya berbeda-beda sehingga perlu ada keadilan agar negara tersebut ikut berpartisipasi.
“Akses dari teknologi dan keuangan ini menjadi sangat-sangat penting,” jelasnya.