Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah meyakini pembangunan yang dilakukan di sektor infrastruktur dan perumahan akan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan bahwa sektor perumahan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat yang memilikinya, tetapi juga menjadi penggerak berjalannya ratusan sektor industri perumahan, serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat melalui padat karya tunai.
“Sektor infrastruktur serta perumahan, khususnya melalui Program Sejuta Rumah sangat berperan dalam upaya pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi ini,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (25/8/2021).
Khalawi menuturkan, rumah yang layak huni menjadi salah satu yang sangat dibutuhkan masyarakat di tengah pandemi saat ini.
Selain menjadi tempat tinggal, rumah juga memiliki banyak fungsi lain di masa pandemic, seperti sebagai tempat bekerja atau kantor, belajar bagi anak-anak sekolah, tempat beribadah, dan bahkan menjadi tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang terpapar Covid-19.
Menurutnya, properti atau real estat merupakan salah satu sektor yang tumbuh positif pada kuartal I/2021, yakni sebesar 0,94 persen.
Selain itu, sektor properti juga berperan dalam menggerakkan 174 subsektor industri, serta mendukung berbagai sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Dalam pelaksanaan Program Sejuta Rumah kami juga berupaya untuk memprioritaskan penggunaan bahan baku lokal, serta memanfaatkan sumber daya domestik dan diproduksi di dalam negeri,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan pembangunan perumahan akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. “Kami memiliki program padat karya dengan merekrut pekerja untuk pelaksanaan konstruksi perumahan, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran,” katanya.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR sendiri saat ini memiliki Program Sejuta Rumah yang menjadi prioritas dalam pembangunan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat.
Dalam program tersebut, pemerintah menargetkan pembangunan 1 juta unit rumah bagi masyarakat yang terbagi dalam dua sektor, yakni rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 70 persen, dan 30 persen sisanya untuk non-MBR.
Hingga 30 Juli 2021, Program Sejuta Rumah telah membangun 515.107 unit hunian yang terdiri dari 451.506 unit rumah MBR dan 63.601 unit rumah non MBR.
Pada tahun 2015 capaian Program Sejuta Rumah sebanyak 699.770 unit rumah, 2016 805.169 unit, 2017 904.758 unit, 2018 1,13 juta unit, dan 2019 melonjak menjadi 1,26 unit. Kemudian pada tahun lalu mencapai 956.217 unit rumah.
Secara total, capaian Program Sejuta Rumah mulai 2015 hingga Juli 2021 ini sebanyak 6,28 juta unit rumah di seluruh Indonesia.