Bisnis.com, JAKARTA - Eksportir Jerman menghadapi tekanan yang meningkat di pasar dalam negeri dari ekspor China ke Uni Eropa (UE), menurut sebuah studi oleh Cologne Institute for Economic Research.
Ekspor China ke wilayah tersebut terdiri atas barang-barang industri yang semakin canggih, seperti mesin, farmasi, dan produk otomotif, yang telah lama dianggap sebagai domain pabrikan Jerman.
Menurut penelitian, yang dilaporkan oleh surat kabar Welt am Sonntag Jerman, pangsa produk tersebut pada semua impor UE dari China naik dari 50,7 persen pada 2000 menjadi 68,2 persen pada 2019.
Angka-angka tersebut menjadi peringatan bagi politisi dan perusahaan Jerman, yang sudah menghadapi pertanyaan yang meningkat tentang keberhasilan ekonomi negara itu di masa depan.
Adapun Industri mobil Jerman yang sedang bergulat dengan perusahan seperti Tesla, perkembangan teknologinya tertinggal dari saingan Eropa lainnya, dan pabrikan mengkhawatirkan biaya transisi energi.
“Dengan China, Jerman melihat persaingan ekspor yang kuat tidak hanya secara global, tetapi juga di pasar dalam negeri Eropa sendiri,” tulis Welt am Sonntag mengutip ekonom IW Juergen Matthes, dilansir Bloomberg, Minggu (22/8/2021).
Baca Juga
Pada saat yang sama, China semakin beralih ke model ekonomi Jerman sebagai panduan untuk kesuksesan masa depannya, menurut beberapa analis.
Program “Made in China 2025” Beijing, dengan fokus pada peningkatan manufaktur di sektor teknologi, terinspirasi oleh cetak biru Industri 4.0 Jerman. Tindakan keras peraturan China baru-baru ini juga telah menarik beberapa perbandingan dengan ekonomi terbesar Eropa.
Namun, yang lain mengatakan keberhasilan China dalam meniru model ekonomi Jerman kemungkinan akan terhambat oleh lingkungan kebijakannya yang tidak pasti.
“Anda membuat struktur dengan memastikan bahwa kebijakan ekonomi dapat diprediksi dan jelas, sehingga perusahaan dapat berinvestasi,” kataa Achim Wambach, presiden Institut ZEW Jerman, mengatakan kepada Bloomberg pekan lalu.
Menurutnya, apa yang terlihat di China saat ini adalah kebalikannya, ada banyak ketidakpastian serta perubahan kebijakan yang tiba-tiba. Itu kebalikan dari konsep Jerman tentang kebijakan ekonomi yang konsisten.