Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan fokus mengerjakan Program Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM di Kalimantan Selatan pada tahun ini.
Hal tersebut disebabkan oleh program penambahan kapasitas SPAM Regional Banjarbakula sebanyak 550 liter per detik (lpd). Adapun, target penambahan kapasitas SPAM nasional sepanjang 2021 adalah 1.171 lpd.
“SPAM Regional Banjarbakula itu kontrak tahun jamak dari 2020, dan selesai pada semester II/2021,” kata Kasubdit Perencanaan Teknis SPAM Kementerian PUPR Dades Prinandes kepada Bisnis, Jumat (02/8/2021).
Dades menuturkan, Program SPAM Regional Banjarbakula akan berkontribusi sekitar 46,96 persen dari target tahun ini.
Menurutnya, anggaran negara yang dihabiskan untuk penambahan kapasitas SPAM Regional Banjarbakula mencapai Rp40 miliar.
Seperti diketahui, SPAM Regional Banjarbakula mulai beroperasi pada 2015 dengan kapasitas 250 lpd. Seluruh kapasitas tersebut baru terserap melalui sekitar 20.000 sambungan rumah (SR) pada 2019.
Pemerintah daerah setempat pun mengajukan penambahan kapasitas, dan konstruksinya mulai dilakukan pada 2020. Penambahan kapasitas tersebut dirancang untuk menambah 50.000 SR.
Dades menyebut, penambahan kapasitas itu akan membuat SPAM Regional Banjarbakula bisa mendistribusikan air minum ke 96.000 SR. SPAM itu sendiri memang dirancang untuk memiliki kapasitas maksimum hingga 1.200 lpd.
Di sisi lain, Kementerian PUPR juga telah menyesuaikan target konstruksi akibat refocusing dan berlarutnya penanganan pandemi Covid-19. Dades mencatat, pihaknya menangani sekitar 550 proyek SPAM sepanjang 2021.
Menurutnya, pandemi tidak memberikan dampak yang signifikan pada proyek-proyek SPAM nasional. Walakin, berlarutnya penanganan Covid-19 membuat pihaknya melaksanakan rencana mitigasi yang telah disiapkan pada akhir 2020.
Dengan kata lain, Kementerian PUPR telah menyesuaikan target konstruksi SPAM pada tahun ini dan menargetkan mampu menambah kapasitas SPAM nasional sebanyak 1.171 lpd yang dapat mengalirkan air minum melalui sekitar 117.100 SR.
Target tersebut telah berkurang sekitar 8,44 persen atau sebanyak 108 lpd. Menurutnya, pengurangan target tersebut disebabkan oleh refocusing Direktorat Air Minum Kementerian PUPR senilai Rp1,2 triliun.
