Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag Sebut Penurunan Nilai Ekspor Juli Akibat PPKM

Secara kumulatif periode Januari sampai Juli 2021, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu tumbuh 33,94 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan meyakini ekonomi nasional masih melanjutkan pertumbuhan, meski ekspor pada Juli mengalami penurunan dibandingkan dengan Juni 2021. Di tengah penurunan kinerja bulanan, Indonesia masih menikmati surplus.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), total ekspor Indonesia pada Juli berada di angka US$17,7 miliar, turun 4,53 persen m-to-m dan melanjutkan kenaikan secara tahunan sebesar 29,32 persen.

Sementara itu, neraca perdagangan menunjukkan surplus senilai US$2,59 miliar. Nilai ini naik dibandingkan dengan surplus pada Juni yang bernilai US$1,32 miliar.

“Kinerja ekspor dan impor Juli 2021 menunjukkan pelemahan yang dipicu pemberlakuan PPKM darurat. Namun, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 2,59 miliar. Surplus perdagangan Juli melanjutkan tren surplus yang terjadi selama 15 bulan terakhir,” kata Menteri Perdagangan Muhammad dag Lutfi dalam siaran pers, Jumat (20/8/2021).

Lutfi menjelaskan pembatasan kegiatan telah mengakibatkan adanya keterbatasan aktivitas perekonomian, mulai dari produksi hingga konsumsi yang tercermin pada penurunan keluaran sektor industri manufaktur, pesanan, dan kontraksi pada ekspor.

Hal ini tercermin pula dari angka IHS Markit Purchasing Manufacturing Index (PMI) Indonesia pada Juli 2021 yang turun menjadi 40,1. 

Pada Juli 2021, kinerja ekspor Indonesia mengalami pelemahan di beberapa kawasan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ekspor yang menunjukkan pelemahan signifikan, antara lain ekspor ke Asia Tengah turun 47,52 persen, disusul Karibia turun 29,16 persen, dan Asia Barat turun 27,60 persen.

Namun, ekspor ke beberapa kawasan juga mengalami peningkatan bila dibandingkan bulan sebelumnya. Seperti di kawasan Afrika Selatan naik 124,11 persen dan Afrika Timur naik 41,62 persen.

“Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa kawasan Afrika menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia yang perlu didorong pertumbuhannya,” tambah Lutfi.

Secara kumulatif periode Januari sampai Juli 2021, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu tumbuh 33,94 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagian besar produk ekspor utama Indonesia mengalami peningkatan ekspor pada periode tersebut. Peningkatan signifikan ditunjukkan oleh kelompok produk bijih, terak, dan abu logam (HS 26) dengan peningkatan sebesar 159,93 persen (YoY); disusul besi dan baja (HS 72) 91,91 persen; produk kimia (HS 38) 73,49 persen; lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) 56,28 persen; dan kendaraan dan bagiannya (HS 87) 49,90 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper