Bisnis.com, JAKARTA — PT Biotis Pharmaceutical Indonesia menjadi perusahaan farmasi swasta pertama di Tanah Air yang dilibatkan pemerintah dalam produksi vaksin Covid-19 untuk masyarakat. Perusahaan yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat ini telah mendapatkan sertifikat pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk persiapan fasilitas produksi Vaksin Merah Putih.
Dalam konferensi pers penyerahan CPOB, Kamis (18/8/2021), Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada 6 kandidat dalam vaksin merah putih ini, tapi yang perkembangannya terdepan adalah vaksin Unair-Biotis Pharmaceutical Indonesia tersebut.
Penny berharap vaksin merah putih ini diharapkan menjadi peluang dan cara salah satu negara kita untuk mandiri untuk pengadaaan produksi kebutuhan kita sendiri terkait obat dan vaksin.
"BPOM akan mendukung, mengawal, fasilitasi agar sesuai dengan standar intl agar keamanan dan kualitas terpenuhi," kata Penny.
Adapun Biotis Pharmaceutical Indonesia merupakan bagian dari PT Biotis Prima Agrisindo. Perusahaan ini pada mulanya fokus pada bidang produksi vaksin hewan.
Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, sejak tahun lalu Universitas Airlangga Surabaya bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia untuk melanjutkan proses uji coba hasil penelitian vaksin Covid-19 terhadap hewan.
Baca Juga
Direktur Utama Biotis, FX Sudirman kala itu menjelaskan Biotis memiliki fasilitas pengembangan vaksin, tetapi awalnya tidak didesain untuk Covid-19. Namun dengan sedikit penyesuaian, pabrik yang berlokasi di Bogor memiliki kemampuan produksi vaksin Covid-19.
Mundur jauh ke 2016, PT Biotis Prima Agrisindo adalah perusahaan patungan antara Pharmally International Holding Company Limited dan Harbin Weike Biotechnology Company.
Pharmally International Holding Company Limited adalah perusaan yang bermarkas di China. Perusahaan ini telah berdiri sejak 2013.
Setelah tiga tahun berdiri, bermodal kapasitas produksi 430 juta kantong per tahun, Pharmally International berhasil menjadi perusahaan terbesar ke-6 dalam hal produksi cairan infus di China.
Sementara itu, Harbin Weike adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China yang dibentuk pada 1992 yang secara langsung berada di bawah Harbin Veterinary Research Institute, satu-satunya institusi kedokteran hewan di Departemen Pertanian China.
Dalam konsorsium pembentukan PT Biotis Prima Agrisindo ini, Pharmally International memiliki saham 69 persen persen , sedangkan Harbin menggenggam 10 persen. Sisanya, 21 persen dimiliki oleh mitra strategis di Indonesia dan Taiwan.
Dalam pemberitaan Bisnis tahun 2016, Tony Huang, Chairman Pharmally International mengatakan pabrik di Bogor bakal digunakan untuk produksi vaksin flu burung. Perusahaan kala itu memiliki rencananya menjadi salah satu pabrik vaksin pemasok terbesar di Asean.
"Investasi pabrik vaksin hewan ini dilakukan untuk tiga tahun ke depan dengan proyeksi hingga mencapai US$100 juta. Tahap awal kami keluarkan US$50 juta untuk beli lahan, pembangunan pabrik, beli mesin, riset dan dana praoperasional," ujarnya di sela peletakan batu pertama pembangunan pabrik, Sabtu (23/7/2016).