Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Impor Produk Farmasi Naik Rp2,6 Triliun, Ini Penyebabnya

BPS mencatat adanya kenaikan impor produk farmasi hingga US$185,5 juta pada Juli 2021.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19./Istimewa
Ilustrasi vaksinasi Covid-19./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah produk nonmigas memperlihatkan kenaikan impor yang besar pada Juli, meskipun impor secara total mengalami penurunan pada bulan tersebut. Vaksin menjadi salah satu penyumbang kenaikan terbesar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan bahwa produk farmasi dalam kelompok kode HS 30 mengalami kenaikan terbesar, yakni bertambah US$185,5 juta secara month to month (m-t-m). Kenaikan terbesar berasal dari pemasukan vaksin.

“Untuk impor nonmigas yang mengalami peningkatan adalah pada HS 30 yaitu produk farmasi, bertambah US$185,5 juta. Kalau dilihat lebih detail, peningkatan terbesar ini karena peningkatan impor vaksin sebesar US$150 juta,” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8/2021).

Jika melihat dari negara asal, Margo menjelaskan bahwa China, Jepang, dan Spanyol menjadi pemasok utama. China menjadi kontributor terbesar, meski belum diperinci berapa nilainya.

Merujuk data BPS, impor produk farmasi kelompok kode HS 30 pada Juni 2021 mencapai US$278,74 juta. Artinya, nilai impor pada Juli mencapai nilai sekitar US$464,24 juta.

“Jadi dari US$185,5 juta ini, sebanyak US$150 jutanya adalah impor vaksin. Kalau dilihat dari negaranya, HS 30 berasal dari China, Jepang, dan Spanyol. Share terbesar adalah China,” tambahnya.

Nilai impor produk farmasi sepanjang semester I/2021 tercatat mencapai US$1,33 miliar. Nilai ini naik dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya yang bernilai US$570,64 juta.

Selain produk farmasi, kelompok produk yang mengalami kenaikan impor terbesar secara bulanan pada Juli 2021 mencakup bijih, terak, dan abu logam yang bertambah US$80,7 juta, ampas atau sisa industri makanan bertambah US$79,8 juta, dan kendaraan bermotor dan komponennya bertambah US$12,9 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper