Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penanganan Pandemi, Ekonom Minta Pemerintah Belajar dari Negara Lain

Sejumlah negara dinilai patut sebagai rujukan lantaran fasilitas kesehatannya hingga vaksinasi telah berjalan optimal.
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah seharusnya bisa belajar dari negara-negara lain dalam mengatasi Covid-19 jika memang ingin ekonomi bisa benar-benar pulih. Pandemi yang sudah berlangsung 1,5 tahun ini tidak lagi direspons dengan kebijakan yang kurang matang.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan bahwa saat ini pemerintah seperti tidak siap. Gelombang kasus yang tengah menghantam Indonesia terlihat minim antisipasi dan penanganan.

“Bandingkan kasus kita dengan New Zealand, Inggris, atau Singapura. Mereka terdampak dari lonjakan kasus varian Delta tapi tidak harus menutup perekonomian,” katanya saat dihubungi, Selasa (17/8/2021).

Riefky menjelaskan bahwa ini karena negara-negara tersebut telah selesai dengan penanganan kesehatan. Fasilitasnya hingga vaksinasi telah berjalan optimal.

Itu sebabnya ketika ada varian baru yang menyebar dengan cepat, tidak akan terlalu terdampak dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Masalah tersebut sudah selesai sebelum varian Delta menyebar ke seluruh dunia.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan Indonesia. Tak heran membuat Tanah Air sangat rentan jika ada masalah baru.

Padahal, resep ini menurut Riefky sudah diketahui umum. Pemerintah bukan menghadapi masalah baru. Covid-19 ada di tengah-tengah masyarakat sejak tahun lalu. Oleh karena itu, seharusnya kesehatan yang menjadi fokus sebelum mengkhawatirkan ekonomi.

“Nah ini yang belum selesai dilakukan Indonesia. Kita masih bergulat pada fasilitas kesehatan. Dalam jangka pendek, ini yang perlu dijaga. Setelah itu baru kita bicara ke aspek lain,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper