Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan profil dari empat bendungan yang siap diresmikan dan menjadi kado HUT ke-76 RI.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja menuturkan pada prinsipnya telah siap pada bulan ini dan sedang menunggu petunjuk dari Istana Kepresidenan.
"Saat ini Balai-Balai Besar Wilayah Sungai [BBWS] di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air sedang melakukan perapihan-perapihan saja. Semoga 4 bendungan dan 1 bendung bisa menjadi Kado Kemerdekaan untuk HUT RI ke-76 ini," kata Endra dalam siaran pers, Senin (16/8/2021).
Pertama, Bendungan Way Sekampung memiliki kapasitas tampung 68 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk penyediaan air irigasi seluas 72.707 hektare di Daerah Irigasi (DI) Sekampung seluas 55.373 hektare dan menambah areal irigasi DI Rumbia Extension seluas 17.334 hektare.
Pembangunannya dikerjakan oleh beberapa kontraktor, yakni PT PP-PT Ashfri (KSO), PT Waskita Karya - PT Adhi Karya (KSO) dibawah tanggung BBWS Mesuji - Sekampung.
Selain mendukung kebutuhan air irigasi di Provinsi Lampung, Bendungan Way Sekampung yang didesain memiliki luas genangan sebesar 800 hektare juga dapat dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendalian banjir di Provinsi Lampung sebesar 185 m3/detik karena terintegrasi dengan Bendungan Batutegi dan Bendungan Margatiga.
Baca Juga
Bendungan multifungsi ini juga berpotensi sebagai penyedia air baku untuk Kota Bandar Lampung, Kota Metro dan Kabupaten Lampung Selatan sebesar 2.482 liter/detik, tenaga listrik sebesar 5,4 MW serta menjadi objek wisata di Kabupaten Pringsewu.
Kedua, Bendungan Bendo yang berada di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo dapat dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa Timur.
Selain sebagai layanan irigasi, manfaat lain bendungan berkapasitas tampung 43,11 juta m3 ini dapat menjadi sumber air baku domestik dan industri bagi Kabupaten Madiun sebesar 418 liter/detik dan Ponorogo 372 liter/detik serta mereduksi debit banjir Kota Ponorogo dari 1.300 m3/detik menjadi 490 m3/detik dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.
Pekerjaan dilakukan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya dibawah supervisi dan tanggungjawab BBWS Bengawan Solo.
Bendungan ketiga siap diresmikan yakni Bendungan Kuningan yang dirancang memiliki kapasitas tampung sebesar 25,9 juta m3 dan luas genangan 221,59 hektare untuk menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 3.000 hektaree di beberapa daerah Jawa Barat bagian utara.
Bendungan ini juga berpotensi sebagai sumber air baku bagi Kabupaten Kuningan sebesar 0,30 m3/detik, mereduksi debit banjir sebesar 213 m3/detik, dan potensi sebagai sumber tenaga listrik 0,50 MW. Kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya dan PT Brantas Abipraya dibawah supervisi dan tanggung jawab BBWS Cimanuk Cisanggarung.
Terakhir, keempat, Bendungan Paselloreng memiliki kapasitas tampung 138 juta m3 dan luas genangan 169 hektaree. Salah satu bendungan besar di Provinsi Sulawesi Selatan ini mampu mengairi areal persawahan seluas 8.510 hektare serta berpotensi sebagai sumber air baku untuk 4 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 200 liter/detik.
Kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya dan PT DMT dibawah supervisi dan tanggungjawab BBWS Pompengan Jeneberang.