Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesi (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan perkembangan harga pada Agustus 2021 akan mengalami inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Agustus 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85 persen [year-to-date/ytd], dan secara tahunan sebesar 1,60 persen [year-on-year/yoy],” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui siaran pers, Jumat (13/8/2021).
Erwin menjelaskan, penyumbang utama inflasi Agustus 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas minyak goreng, telur ayam ras, dan tomat, masing-masing sebesar 0,02 persen mtm.
Di samping itu, komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah bawang merah dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.
Sementara, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit sebesar -0,04 persen mtm dan cabai merah sebesar -0,02 persen mtm.
Komoditas daging ayam ras, kangkung, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, emas perhiasan dan angkutan antarkota pun mencatatkan deflasi, masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.
Baca Juga
Erwin menyampaikan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
BI juga akan memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.