Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia sepakat untuk menandatangani kerja sama imbal dagang bisnis ke bisnis (business to business/B-to-B) dengan Jerman.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Johni Martha mengatakan MoU ini ditandatangani antara Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Nina Sulistyowati dan Managing Director pada Saffron Group Company Ghassem Hassanzadeh. PT PPI bertindak sebagai Badan Pelaksana Imbal Dagang di Indonesia dan Saffron Company bertindak sebagai Badan Pelaksana Imbal Dagang di Jerman.
“Penandatanganan ini membuka peluang peningkatan kerja sama perdagangan yang lebih besar di masa mendatang. Kami berharap kontrak kerja sama dapat sesegera mungkin direalisasikan,” katanya dalam siaran pers, Jumat (13/8/2021).
Beberapa produk Indonesia yang dapat didorong ekspornya ke Jerman mencakup produk mesin cetak dan fotokopi, alas kaki olahraga, bijih tembaga, resistor listrik, kelapa sawit, karet, dan coklat.
Selain itu, produk yang kerap diimpor dari Jerman antara lain mesin, produk logam seperti besi, baja, alumunium, obat-obatan dan alat kesehatan, kendaraan, dan pupuk.
Penandatanganan ini sekaligus menandai tercapainya target tiga nota kesepahaman kerja sama imbal dagang B-to-B yang ditetapkan untuk tahun ini.
Penandatanganan MoU Indonesia–Jerman berlangsung secara virtual pada Kamis (12/8/2021). Sebelumnya, penandatanganan serupa dilakukan Indonesia dengan Meksiko pada 2 Juli 2021 dan dengan Rusia pada 4 Agustus 2021.
Konsul Jenderal RI Hamburg Ardian Wicaksono menilai upaya ini dapat berkontribusi mendorong kembali hubungan dagang kedua negara yang terdampak pandemi Covid-19.
“Jerman merupakan salah satu negara mitra dagang Indonesia yang hubungan perdagangan bilateralnya menurun sejak tiga tahun terakhir, yaitu minus 9,43 persen. Namun kami optimis, kita dapat meningkatkan kembali nilai ekspor ke Jerman,” imbuh Konjen Ardian.