Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Pabrik China Melonjak karena Harga Komoditas Tinggi

Biro Statistik Nasional mengatakan indeks harga produsen tumbuh 9 persen pada Juli dari tahun sebelumnya, meningkat dari 8,8 persen pada Juni. Indeks harga konsumen naik 1 persen pada Juli, dibandingkan dengan estimasi median dari kenaikan 0,8 persen.
Pekerja industri manufaktur di China/Bloomberg
Pekerja industri manufaktur di China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi pabrik China melonjak lagi pada Juli, menyusul kemunduran jangka pendek pada bulan sebelumnya, karena harga komoditas tetap tinggi meskipun ada langkah-langkah pemerintah untuk mengendalikan biaya.

Dilansir Bloomberg, Senin (9/8/2021), Biro Statistik Nasional mengatakan indeks harga produsen tumbuh 9 persen pada Juli dari tahun sebelumnya, meningkat dari 8,8 persen pada Juni dan mengalahkan perkiraan median kenaikan 8,8 persen. Indeks harga konsumen naik 1 persen pada Juli, dibandingkan dengan estimasi median dari kenaikan 0,8 persen.

Pemulihan ekonomi China yang stabil berlanjut hingga paruh kedua tahun ini, meskipun momentumnya melemah. Babak baru wabah virus corona di seluruh negeri meredupkan prospek pertumbuhan karena otoritas lokal membatasi perjalanan, sehingga menekan permintaan domestik. Hal ini juga dapat meningkatkan tekanan inflasi untuk sementara, jika penguncian diterapkan dalam skala yang lebih besar dan pasokan dan logistik terganggu.

Tingkat keparahan kerusakan ekonomi akan sangat tergantung pada seberapa cepat Beijing dapat mengendalikan pandemi, kata para ekonom.

Zhou Hao, ekonom senior pasar berkembang di Commerzbank AG di Singapura, memperkirakan CPI akan bergerak lebih tinggi menjadi sekitar 2 persen pada akhir tahun karena gangguan pandemi mungkin mendorong harga pangan.

Core CPI, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 1,3 persen menunjukkan permintaan domestik semakin kuat. Harga daging babi, elemen kunci dalam keranjang CPI China, turun 43,5 persen, mendorong harga makanan turun 3,7 persen. Harga nonmakanan, naik 2,1 persen sebagian disebabkan oleh kenaikan harga hulu.

Dengan permintaan domestik yang tetap lemah, bank sentral memiliki ruang kebijakan yang cukup untuk beralih ke sikap yang lebih dovish untuk mendukung perekonomian, sebagaimana tercermin dari langkah mengejutkan pada Juli untuk memangkas rasio persyaratan cadangan bagi bank.

Pimpinan tertinggi Partai Komunis China juga menjanjikan dukungan yang lebih terarah untuk ekonomi pada pertemuan Politbiro akhir bulan lalu, menegaskan kembali komitmen untuk menstabilkan harga komoditas dan menjanjikan dukungan fiskal yang lebih efektif untuk perekonomian di paruh kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper