Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Angkutan Truk Turun saat PPKM? Aptrindo: Tergantung Stok Gudang

Proses distribusi yang akan dilakukan harus dimulai dari perencanaan, salah satunya menyangkut kesediaan stok barang di gudang penyimpanan.
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021). /Bisnis.com
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menyebut naik turunnya volume angkutan logistik  truk saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bergantung dari stok barang yang ada di gudang. 

Dewan Pakar Aptrindo Sugi Purnoto mengatakan proses distribusi yang akan dilakukan harus dimulai dari perencanaan. Salah satunya menyangkut kesediaan stok barang di gudang penyimpanan.

"Ketika stok tidak ada memang akan terjadi penurunan volume angkut. Tetapi kalau stoknya ini meng-cover penjualan untuk satu bulan di gudangnya maka tidak menjadi masalah untuk bulan ini karena sudah tersedia buffer stock untuk 1-2 bulan penjualan dari yang sebelumnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (8/8/2021).

Kendati punya stok yang cukup untuk sebulan, dia mengatakan industri khususnya yang proses produksinya memanfaatkan tenaga manusia atau padat karya akan merasakan dampak PPKM di bulan berikutnya. 

Sementara itu bagi industri yang menggunakan teknik otomasi, yakni penggunaan mesin, sistem kontrol, dan teknologi informasi untuk optimisasi produksi dan pengiriman barang dan jasa, maka tidak akan mengalami kendala atau penurunan dalam pemenuhan produksi.

"Bagi mereka yang sudah menggunakan automation, PPKM level 4 ini tidak terlalu berpengaruh karena posisi tenaga manusianya hanya sebagai supervisi. Mereka tidak akan menurunkan produksi dan supply barang tidak ada hambatan," jelasnya.

Sebelumnya Sugi mengaku pembatasan selama PPKM tidak terlalu berdampak pada bisnis angkutan barang dan logistik. Pasalnya, penyekatan dan pengawasan di lapangan hanya dilakukan untuk angkutan penumpang baik umum maupun pribadi. 

"Dari sisi kegiatan bisnis logistik tidak ada kendala, tapi volume angkutan menurun untuk produk-produk tertentu. Namun untuk pengiriman makanan dan bahan pokok relatif stabil. Bahkan pertumbuhan permintaan terjadi pada barang esensial dan kritikal berupa obat-obatan dan alat kesehatan yang tetap tumbuh hingga 1,5 kali lipat," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper