Bisnis.com, JAKARTA – Surabaya, Jawa Timur, mengantisipasi total ruang kantor tambahan yang sangat besar hingga 2025 yang mencakup sekitar 50 persen dari total pasokan saat ini, menurut Colliers Indonesia.
Berdasarkan riset perusahaan konsultan properti tersebut, penyewa kantor dari perusahaan rintisan, layanan profesional, dan industri yang terkait dengan keuangan akan mempertahankan tingkat penyerapan yang relatif stabil.
Colliers memprediksi tingkat sewa rata-rata tetap statis hingga 2022, tetapi perlahan mulai meningkat lantaran kesenjangan antara penawaran dan permintaan mulai melunak.
Di sisi lain, tingkat kekosongan terus naik karena ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Penjualan terutama berasal dari pembeli individu yang akan memicu pertumbuhan penyerapan yang moderat, tetapi mengingat proyeksi pasokan kantor strata title yang terbatas, harga jual akan naik.
Proyek Perkantoran dalam Konstruksi di Surabaya, 2021–2025
Proyek | Lokasi | Developer | Luas (m2) | Tahun Selesai |
Satoria Towe | Surabaya Selatan | Satoria Group | 25.000 | 2021 |
Pelindo Place Office Towe | Surabaya Utara | Pelabuhan Indonesia II | 54.000 | 2021 |
Capital Square | Surabaya Barat | Greenwood | 39.950 | 2022 |
One Galaxy | Surabaya Timur | Puri Galaxy (Sinar Galaxy Group) | 31.450 | 2022 |
Citraland Vittorio Office Tower | Surabaya Barat | Citraland (Ciputra Group) | 22.500 | 2024 |
Sentral Tujungan Office | Surabaya Pusat | Indadi Land | 36.000 | 2024 |
Eastcovia | Surabaya Timur | Bumi Wahana Nusantara | 22.500 | 2025 |
Sumber: Colliers Indonesia
Baca Juga
Pandemi Covid-19 memperlambat laju konstruksi. Meskipun belum ada penyelesaian pembangunan baru, beberapa sedang dalam tahap akhir konstruksi.
Ruang kantor tambahan yang besar membantu mempertahankan tren penurunan tingkat hunian rata-rata dan ini diperkirakan berlanjut sepanjang 2021 sehingga posisi pasar masih merupakan pasar penyewa (tenant market).
Sementara itu, sektor terkait keuangan seperti valuta asing, pasar modal, konsultan, perusahaan informasi dan teknologi terus berkembang.
Beberapa sektor yang sebelumnya cukup terdampak pandemi seperti perusahaan ekspedisi dan biro perjalanan juga mulai pulih dan kemungkinan besar memerlukan tambahan ruang kantor. Namun, okupansi tercatat 60,4% pada paruh pertama 2021, turun 1,3% dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Permintaan diperkirakan pulih secara perlahan dan gedung perkantoran telah mendapatkan beberapa penyewa yang berkomitmen. Namun, pasokan tambahan yang lebih besar kemungkinan mengakibatkan penurunan lebih lanjut dalam tingkat hunian rata-rata. Tren penurunan hunian kemungkinan berlanjut hingga 2022.
Perkembangan ini mendorong fleksibilitas dalam negosiasi sewa untuk mengisi kembali ruang kosong yang lebih besar, ungkap Colliers.