Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Melandai, Industri Kemasan Revisi Target Pertumbuhan

Sebagai informasi, Indonesia Packaging Federation (IPF) pada awal tahun masih optimistis akan mencapai pertumbuhan produksi 4-5 persen menjadi sekitar Rp108,5 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp104,4 triliun.
Makanan kemasan. /Istimewa
Makanan kemasan. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Industri kemasan menyebut perlu melakukan revisi target pertumbuhan tahun ini melihat ketidakpastian pada kuartal III/2021 yang cukup mengkhawatirkan.

Sebagai informasi, Indonesia Packaging Federation (IPF) pada awal tahun masih optimistis akan mencapai pertumbuhan produksi 4-5 persen menjadi sekitar Rp108,5 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp104,4 triliun.

Direktur Executive IPF Henky Wibawa mengatakan saat ini kondisi industri kemasan hari ini sangat tidak menentu. Henky merinci pada kuartal I/2021 permintaan pasar menurun tetapi kuartal II/2021 naik didorong oleh periode Lebaran. Sayangnya, federasi melihat memasuki kuartal III/2021 permintaan kembali melandai kembali.

"Jadi kami sangat perlu untuk koreksi target growth tahun ini, kalau tetap optimis hanya akan tercapai sekitar 2-3 persen. Faktor penunjang untuk optimistis ini karena masih ada semangat investasi baru pada produsen," katanya kepada Bisnis, Rabu (4/8/2021).

Menurut Henky investasi yang sudah direalisasikan memang masih di bawah Rp300 miliar saat ini. Namun, jika tidak ada gelombang Covid-19 selanjutnya kemungkinan investasi baru dengan nilai lebih besar juga akan terealisasi tahun ini.

Sementara itu, sejalan dengan penurunan permintaan pasar industri Henky juga mencatat tingkat utilisasi industri kemasan yang harus turun sekitar 50-60 persen dari tahun lalu yang masih di level 70-80 persen.

Henky menyebut saat ini industri juga mengalami kendala bahan baku impor seperti biji plastik dan special additives. Hal itu utamanya karena masalah kapal dan kontainer yang berimbas produksi kemasan tersendat.

Sisi lain, sejumlah produsen pun mulai mengalihkan fokus target utama pasar yang disasar yakni sektor industri kecil karena tren gaya hidup dan pasar ritel yang berubah ke arah online dan minimarket.

"Para industri kecil UKM ini mulai menjadi target market utama dan harus disikapi dengan proses kemasan yang cepat meski dalam kuantitas kecil dan desain sesuai permintaan," ujar Henky.

Dari sisi sektor pengguna kemasan, lanjut Henky, industri makanan dan minuman (mamin) masih mendominasi penggunaan atau sekitar 70 persen. Meski farmasi juga meningkat tetapi sektor tersebut relatif kecil dan industri kemasan yang khusus menyediakan kemasannya relatif sedikit karena tuntutan teknologi dan kualitas yang tinggi.

Sementara itu, menyikapi kondisi terkini Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyebut masih optimistis mencapai pertumbuhan kinerja 5-7 persen tetapi dengan asumsi pengendalian Covid-19 saat ini segera membuahkan hasil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper