Bisnis.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk. melakukan investasi Rp25 miliar khusus untuk membangun infrastruktur new normal di kawasan pabrik Cikarang, Jawa Barat.
Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk. Nurdiana Darus mengatakan upaya yang dilakukan tersebut berhasil menekan jumlah kasus Covid-19 pada karyawan. Sementara, di saat yang sama lingkungan sekitar pabrik terpantau meningkat kasusnya.
"Kesehatan dan keselamatan karyawan adalah hal yang utama bagi kami. Protokol kesehatan yang ketat telah kami lakukan, di antaranya adalah pembentukan satuan tugas Covid-19 di internal perusahaan, survei kesehatan harian yang dilakukan secara online, PCR test wajib rutin bagi kelompok rentan, tes antigen rutin bagi karyawan yang bekerja di pabrik, penggunaan masker N95 dan goggles, serta pemberlakuan protokol kesehatan rutin," katanya melalui siaran pers, Sabtu (31/7/2021).
Nurdiana menyebut protokol kesehatan yang diterapkan perusahaan mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, serta mengadopsi protokol standar dari World Health Organization (WHO) dan Unilever global. Selain itu, perseroan juga telah secara aktif melakukan pelaporan berkala sesuai dengan SE Menperin 3/2021.
Nurdiana juga menyampaikan bahwa perusahaan telah melakukan vaksinasi kepada lebih dari 3.500 karyawan di kantor pusat dan pabrik-pabrik Unilever.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan Unilever dan Mondeléz Indonesia merupakan dua pabrik yanh utilisasinya selama masa pandemi sama-sama menyentuh di angka kisaran 89 persen.
Baca Juga
Artinya, produktivitas tetap berjalan baik dan justru permintaannya semakin meningkat, baik di pasar domestik maupun mancanegara.
Putu memberikan apresiasi kepada kedua produsen mamin tersebut, karena di masa pandemi tetap mengapalkan produknya ke pasar ekspor. Hal ini memberikan dampak terhadap peningkatan devisa dan menunjukkan bahwa produk industri nasional berdaya saing di kancah global.
"Misalnya, Unilever yang mengekspor es krimnya ke pasar Australia dengan menggunakan alat penyimpan berteknologi modern," katanya.
Secara keseluruhan Kemenperin mencatat industri mamin merupakan salah satu sektor primadona yang membuat kinerja ekspor manufaktur nasional meroket sepanjang semester I/2021. Total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Januari-Juni 2021 mencapai US$19,58 miliar atau naik 21,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bahkan, dari sisi investasi industri mamin mampu merealisasikan dananya sebesar Rp36,6 triliun pada semester I/2021 di tengah dampak tekanan pandemi Covid-19. Jumlah tersebut, meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp14,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp21,9 triliun.
Putu menyebut selain berorientasi ekspor, industri mamin juga tergolong sektor padat karya dan menjalankan hilirisasi atau meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri.
"Contohnya di Mondeléz, yang menyerap cokelat dari delapan kabupaten di empat provinsi Pulau Sumatera dan Sulawesi. Selain itu, perusahaan yang memproduksi Oreo ini mampu memberdayakan petani cokelat lebih dari 30 ribu orang, yang tentunya membawa dampak ekonomi bagi keluarga dan wilayahnya," kataPutu.