Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Industri Farmasi Sulit Penuhi Kebutuhan Obat Covid-19

Kementerian Kesehatan mencatat permintaan obat-obatan terkait Covid-19 melonjak hingga 12 kali sejak dua bulan terakhir. Nmun untuk menyeimbangi permintaan tersebut industri membutuhkan waktu hingga 6 pekan ke depan.
Petugas menyiapkan obat Covid-19 di gudang instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/7/2021). /Antara Foto-Raisan Al Farisi
Petugas menyiapkan obat Covid-19 di gudang instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/7/2021). /Antara Foto-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA — Industri farmasi menyebut akan terus berupaya memenuhi kebutuhan obat terapi Covid-19 yang melonjak saat ini. Bahan baku obat atau BBO menjadi kendala utama produsen.

Kementerian Kesehatan mencatat permintaan obat-obatan terkait Covid-19 melonjak hingga 12 kali sejak dua bulan terakhir. Nmun untuk menyeimbangi permintaan tersebut industri membutuhkan waktu hingga 6 pekan ke depan.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) Andreas Bayu Aji mengatakan prinsipnya saat ini industri farmasi baik BUMN dan swasta sudah mulai berkolaborasi bersama-sama memenuhi kebutuhan obat Covid-19.

Andreas mencatat sejumlah obat yang sudah dapat diproduksi di Indonesia yaitu Azithromycin, Oseltamivir, Favipiravir, dan Ivermectin. Setiap pabrikan pun tengah meningkatkan kapasitas produksinya saat ini.

"Sementara kendala yang dihadapi adalah ketersedian BBO serta proses pengadaannya. Namun, dengan dukungan dari pemerintah baik Kemenkes, BPOM, Kemenlu, dan Bea Cukai, serta instansi terkait lainnya, diharapkan dalam beberapa hari ke depan kendala itu sudah dapat diatasi," katanya kepada Bisnis, Rabu (28/7/2021).

Adapun secara struktur industri farmasi di Indonesia saat ini memang masih mencatatkan impor kebutuhan BBO hingga 90 persen. Persoalan ini pun serupa dengan kondisi awal pandemi tahun lalu di mana banyak negara saling berebut dan mengamankan BBO.

Sisi lain, Andreas menambahkan peningkatan kapasitas pastinya juga membutuhkan waktu. Hal itu juga sama seperti Rumah Sakit yang tidak bisa langsung dalam sekejap meningkatkan ketersediian kamar beserta fasilitas seperti tabung oksigen yang saat ini juga menjadi isu.

Namun Andreas menilai dengan sejumlah upaya yang dilakukan saat ini peningkatan produksi sudah lebih baik kendati belum bisa memenuhi seluruhnya.

"Kami bukan tukang sulap atau lara jonggrang yang bisa menyiapkan candi dalam semalam, jadi secara bertahap lonjakan kebutuhan obat akan kami penuhi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper